Mohon tunggu...
Linda Wahjudi CHt
Linda Wahjudi CHt Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hipnoterapis

lahir di kota Pasuruan, 30 Agustus 1963

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seni Mengajar Indah

8 November 2020   08:32 Diperbarui: 8 November 2020   08:39 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Siang ini ketika saya mencoba untuk menulis sebuah cerita, tiba-tiba ingatan saya seperti dibawa pada masa SMP dulu, sepertinya saya sedang duduk di dalam kelas saya, dan sedang mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia yang diajarkan oleh ibu Yati, guru idola saya.

Ibu Yati adalah sesosok guru idola saya. Berwajah jawa tulen, dengan tubuhnya yang langsing dan kulitnya yang berwarna sawo matang. Ketegasan sekaligus kelembutannya mampu menarik hati dan pikiran saya untuk ingin selalu dekat dengannya.

Tidak cukup itu, semua sejarah hidupnya, dari tanggal lahir sampai silsilah keluarganya, saya berusaha cari tahu. Bak detektif Conan, tidak hanya itu yang saya dapatkan, pun hobby sampai makanan kesukaannya pun datanya bisa saya kantongi.

Dihadapan Sang idola, bocah ingusan berusia SMP itu hanya bisa menjadi 'The secret admirer' yang hanya bisa mengamati dari jauh sambil malu-malu dengan jantung yang berdegup kencang Ketika ia harus duduk, mendengarkan Sang Idola mengajar.

Dan luar biasanya, tidak hanya itu, gara-gara Ibu Yati, Pelajaran Bahasa Indonesia menjadi pelajaran kesukaan saya, dan kesempatan untuk berlatih mengarang dan menulis halus adalah waktu yang saya paling tunggu-tunggu dalam setiap pekan, terasa begitu lama untuk sampai pada waktu kesempatana itu. Padahal jauh sebelum itu, menulis dan mengarang adalah pelajaran yang paling tidak saya sukai, paling saya hindari, paling membuat raport saya dengan nilai C kurus alias enam saja.

Ternyata lamunan saya siang ini tidak berhenti kepada sosok Ibu Yati, tetapi terus mengembara ketika saya memasuki usia SMA, karena ternyata saya mengalami hal yang sama dan berulang. 

Kali ini saya 'jatuh cinta' kepada Guru Matematika saya. saya suka dengan ketegasannya dalam mengajar, konsistensinya terhadap hal-hal yang memudahkan kami para muridnya dalam memahami matematika. Dalam bimbingannya, semua sub bab dalam pelajaran matematika menjadi sangat mudah, clear dan tidak ada satu pun yang menakutkan. Bahkan bagi saya dalam satu minggu 18 jam mata pelajaran, terasa kurang dan kurang.

Matematika menjadi hal yang sangat menyenangkan seperti saya bermain puzzle, atau permainan yang lain yang menarik dan menggairahkan. Maka tidak heran bila nyaris semua nilai ulangan matematika saya mendapat nilai seratus, karena setiap waktu dalam hari-hari saya, selalu saya isi untuk berlatih matematika, sampai mata pelajaran yang lain menjadi seperti 'anak tiri'. 

Dalam diri saya terbersit, agar saya dapat menarik perhatian Sang Idola, maka mau tidak mau saya harus dapat nilai sempurna sebagai bentuk persembahkan saya kepadanya, agar sedikit banyak saya berharap ia akan 'menoleh' kepadaku.

Tidak hanya berhenti sampai disana, ternyata hobby Sang Idola menulis huruf-huruf kreatif dengan spidol warna-warni, juga tertular kepada saya. Hampir setiap saat saya berlatih menulis indah di semua halaman kosong buku saya.

Rupanya dua lamunan indah tentang ke-dua guru idola saya itu mampu membuat saya menyadari, mengapa murid-murid saya dulu mempunyai relasi yang begitu dekat dengan saya sebagai gurunya. Ternyata karena saya bisa 'menyentuh' hati para murid saya, menyentuh jiwanya, membuat apapun yang saya ajarkan menjadi mudah dan gampang dimengerti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun