"Anak-anak gimana?" Banyak para ibu takut speak up karena anak. Anaknya akan bagaimana? Siapa yang akan mengurusnya? Percayalah anak-anak yang tumbuh dan berkembang di lingkungan yang setiap hari disajikan kekerasan akan terganggu secara fisik dan mental dalam jangka panjang. Bahkan disebutkan beresiko melakukan KDRT juga di masa depan.
Anak akan merasakan bahagia jika ibunya bahagia. Ayolah bu ibu, open your mind. Jangan mengorbankan diri dan korbankan masa depan anak anak.
Lalu untuk kita sebagai bagian masyarakat jika mengetahui adanya kasus KDRT, please speak up, jangan diam juga. Laporkan kejadian tersebut kepada pihak yang memiliki wewenang, RT atau pihak berwajib adalah langkah awal yang penting untuk mencegah kemungkaran.
Kita harusnya memberikan dukungan kepada Korban, bisa berupa memberikan tempat berlindung, memberikan bantuan finansial, atau sekadar memberikan dukungan untuk menghadapi situasi tersebut. Jangan latah, membicarakan sana sini. Menyebut bahwa single perent itu suatu aib, sehingga banyak korban KDRT yang bertahan demi tidak menyandang status janda.
Yuk, tolak Kekerasan, bersatu padu di masyarakat menerapkan konsep Amar Ma'ruf Nahi Munkar dalam kasus KDRT untuk menciptakan lingkungan aman damai serta mengecam tindakan kekerasan akan membuat pelaku berpikir dua kali sebelum melakukan perbuatan KDRT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H