Mohon tunggu...
Linda Nurlinasari
Linda Nurlinasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Writer~Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati

Linda Nurlinasari sering disapa Linda atau nda ini merupakan seorang remaja asal kabupaten Sumedang yang saat ini sedang menempuh sekolah di perguruan tinggi tepatnya di Universitas Sunan Gunung Djati Islam Bandung. Dia merupakan alumni Pondok Pesantren Darussalam Kasomalang Subang yang merupakan deretan pondok terbaik di kabupaten Subang pada tahun 2022. Saat ini ia sedang disibukan dengan berbagai aktivitas seperti membuat konten youtube dan pembimbing dalam komunitas ngambis ptkin. Ia pun diwaktu senggangnya menyibukkan dengan menjual produk-produk fashion di beberapa e-commerce juga di beberapa sosial media.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kenapa Kita Perlu Sekolah? Inilah Filosofi dari Ki Hajar Dewantara

28 Januari 2025   13:32 Diperbarui: 28 Januari 2025   13:32 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ki Hajar Dewantara. (Sumber Gimana : Kompas. Klasika )

Sekolah bukan sekadar tempat menuntut ilmu, tetapi juga wahana untuk membentuk manusia yang berkarakter, beradab, dan berdaya guna. Dalam perspektif Ki Hajar Dewantara, pendidikan memegang peran yang sangat mendasar dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik. Artikel ini akan membahas siapa Ki Hajar Dewantara, bagaimana filosofi pendidikannya, dan mengapa kita perlu sekolah menurut pandangannya.

Siapa Ki Hajar Dewantara?

Ki Hajar Dewantara, lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat pada 2 Mei 1889, adalah seorang tokoh pendidikan, pahlawan nasional, dan pendiri Taman Siswa---sebuah lembaga pendidikan yang dirancang untuk membangun karakter bangsa Indonesia. Beliau dikenal sebagai "Bapak Pendidikan Nasional" karena gagasannya yang revolusioner tentang pendidikan yang merdeka dan berorientasi pada kebudayaan nasional.

Sebagai tokoh yang lahir dalam lingkungan aristokrat Jawa, Ki Hajar Dewantara memiliki privilese untuk mengenyam pendidikan tinggi. Namun, keprihatinannya terhadap ketidakadilan sosial membuatnya meninggalkan gelar kebangsawanannya dan memilih jalan perjuangan melalui pendidikan. Filosofinya tentang pendidikan sangat dipengaruhi oleh gagasan "Tringa" atau ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani, yang menekankan bahwa pendidikan adalah proses mendidik manusia secara utuh---akal, hati, dan tindakan.

Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara bertumpu pada konsep kemerdekaan. Ia percaya bahwa pendidikan seharusnya memerdekakan manusia, baik secara lahir maupun batin. Berikut adalah beberapa gagasan penting dalam filosofinya:

1. Pendidikan untuk Semua

Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa pendidikan adalah hak setiap individu, tanpa memandang status sosial, gender, atau latar belakang ekonomi. Ia menentang sistem kolonial yang hanya memberikan pendidikan kepada kalangan elit.

2. Sekolah sebagai Tempat Membangun Karakter

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan bukan hanya soal menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga membangun karakter dan moral. Pendidikan harus mampu menjadikan manusia "manusiawi," yaitu individu yang mengenal dirinya, menghormati sesama, dan peduli terhadap masyarakat.

3. Belajar dari Lingkungan dan Budaya Lokal

Ia menekankan pentingnya pendidikan yang berbasis budaya lokal. Sekolah harus menjadi tempat di mana siswa memahami identitas dan warisan budayanya, sekaligus mampu menghadapi tantangan zaman.

4. Merdeka dalam Belajar

Filosofi "merdeka belajar" yang kini diadopsi dalam sistem pendidikan Indonesia sebenarnya berasal dari gagasan Ki Hajar Dewantara. Ia percaya bahwa pendidikan yang baik harus memberikan kebebasan kepada siswa untuk berpikir, bertanya, dan berkreasi sesuai dengan potensi masing-masing.

Mengapa Kita Perlu Sekolah?

Berdasarkan filosofi Ki Hajar Dewantara, sekolah memiliki fungsi yang sangat penting dalam kehidupan manusia, di antaranya:

1. Membentuk Karakter dan Moral

Sekolah menjadi tempat untuk menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan tanggung jawab sosial. Proses ini tidak hanya terjadi melalui mata pelajaran, tetapi juga melalui interaksi dengan guru, teman, dan lingkungan sekolah.

2. Membangun Kemandirian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun