Mohon tunggu...
Linda Mayang Sari
Linda Mayang Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Perkembangan Sosial Lev Vygotsky dan Jean Piaget

16 Oktober 2024   08:54 Diperbarui: 16 Oktober 2024   09:13 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

* Teori Perkembangan Sosial Lev Vygotsky

Lev Vygotsky adalah seorang psikolog Rusia yang terkenal dengan teorinya tentang perkembangan sosial, yang menekankan peran interaksi sosial dalam proses pembelajaran. Vygotsky berpendapat bahwa perkembangan kognitif anak tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial dan budaya di mana mereka hidup. Menurutnya, anak-anak belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya, yang membantu mereka membangun pemahaman tentang dunia. Salah satu konsep kunci dalam teori Vygotsky adalah "Zone of Proximal Development" (ZPD). ZPD merujuk pada jarak antara kemampuan yang dimiliki anak secara mandiri dan kemampuan yang dapat dicapai dengan bantuan orang lain. Melalui interaksi dalam ZPD, anak-anak dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan baru yang tidak bisa mereka capai sendirian.

Vygotsky juga menekankan pentingnya bahasa sebagai alat berpikir dan komunikasi. Menurutnya, bahasa tidak hanya berfungsi untuk berkomunikasi, tetapi juga sebagai sarana untuk membentuk pikiran dan konsep. Melalui dialog dan diskusi, anak-anak dapat membangun pengetahuan bersama dan memperluas pemahaman mereka.Teori Vygotsky sangat relevan dalam konteks pendidikan, di mana guru berperan sebagai mediator dalam proses pembelajaran. Dengan memahami ZPD, guru dapat menyesuaikan pengajaran agar sesuai dengan kebutuhan individu siswa, memberikan dukungan yang tepat untuk memfasilitasi perkembangan mereka.Vygotsky juga menggarisbawahi pentingnya konteks budaya dalam perkembangan sosial. Setiap budaya memiliki cara unik dalam mengorganisasi pengetahuan dan interaksi sosial, yang memengaruhi bagaimana anak-anak belajar dan berkembang. Dengan demikian, pendidikan harus memperhatikan latar belakang budaya siswa untuk menciptakan pengalaman belajar yang relevan.

* Teori Perkembangan Sosial Jean Piaget

Jean Piaget, seorang psikolog Swiss, memiliki pandangan yang berbeda mengenai perkembangan anak. Ia berfokus pada aspek kognitif dan berargumen bahwa anak-anak aktif membangun pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman. Menurut Piaget, perkembangan kognitif terjadi melalui serangkaian tahap yang berurutan, yaitu sensorimotor, praoperasional, konkret, dan formal. Pada tahap sensorimotor, yang berlangsung dari lahir hingga sekitar dua tahun, anak-anak belajar melalui pengalaman langsung dan indera mereka. Mereka mengembangkan pemahaman tentang objek dan lingkungan melalui tindakan seperti menggenggam dan menjelajahi. Ini adalah fase di mana perkembangan awal interaksi sosial terjadi, meskipun masih sangat bergantung pada pengalaman individu. Selanjutnya, pada tahap praoperasional (usia 2 hingga 7 tahun), anak-anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa dan berimajinasi. Namun, pemikiran mereka masih egosentris dan sulit untuk memahami sudut pandang orang lain. Dalam konteks sosial, ini berarti anak-anak mungkin kesulitan dalam berkolaborasi dan berbagi. Pada tahap konkret (usia 7 hingga 11 tahun), anak-anak mulai bisa berpikir logis tentang situasi konkret, dan kemampuan mereka untuk bekerja sama dalam kelompok meningkat. Mereka mulai memahami aturan sosial dan berinteraksi dengan teman sebaya dengan cara yang lebih kompleks. Namun, pemikiran mereka masih terikat pada pengalaman konkret dan belum sepenuhnya abstrak. Tahap terakhir, yaitu tahap formal (usia 12 tahun ke atas), ditandai dengan kemampuan berpikir abstrak dan pemecahan masalah yang lebih kompleks. Anak-anak di tahap ini dapat memahami konsep-konsep yang lebih rumit, termasuk yang berkaitan dengan etika dan moralitas dalam konteks sosial. Mereka lebih mampu melihat perspektif orang lain dan berkontribusi dalam interaksi sosial yang lebih mendalam. Meskipun Piaget lebih fokus pada perkembangan kognitif, interaksi sosial tetap berperan penting dalam teori ini. Proses pembelajaran dan pengembangan pengetahuan tidak terlepas dari pengalaman sosial yang dialami anak-anak. 

Keduanya, Vygotsky dan Piaget, memberikan kontribusi berharga terhadap pemahaman kita tentang bagaimana perkembangan sosial dan kognitif saling berinteraksi dalam kehidupan anak-anak.

Kesimpulan: 

Teori Lev Vygotsky dan Jean Piaget menawarkan perspektif yang berbeda tentang perkembangan kognitif anak. Piaget menekankan bahwa perkembangan berlangsung dalam tahapan yang terpisah dan berfokus pada bagaimana anak secara aktif membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan mereka. Sementara itu, Vygotsky menyoroti pentingnya konteks sosial dan budaya, berargumen bahwa interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya berperan krusial dalam pembelajaran dan perkembangan kognitif. Dengan demikian, meskipun keduanya sepakat bahwa anak adalah pembelajar aktif, Piaget lebih menekankan proses individu, sedangkan Vygotsky menekankan pengaruh sosial dan budaya dalam pembentukan kognisi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun