Pada awal Januari 2021, banjir melanda beberapa kota dan instansi di Kalimantan Selatan yaitu Kota Banjarmasin, mengakibatkan puluhan ribu rumah rusak dan warga terkena dampaknya. Badan SAR Nasional mengungkapkan 2.600 warga yang terkena dampak banjir harus mengungsi.
"Untuk banjir kalsel, saat ini masih berlangsung proses evakuasi. Dan jumlah pengungsi saat ini berjumlah 2.600 orang," kata Kepala Basarnas Marsma TNI Bagus Puruhhito dalam jumpa pers di JICT II, Jum'at (15/1/2021).
Banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, yang meningkatkan jumlah air di wilayah daratan. Intensitas curah hujan yang relatif tinggi ini dapat menyebabkan daerah aliran air, seperti sungai, tidak mampu lagi menampung air yang ada. Akibatnya, air sungai akan meluap dan menggenangi daratan yang biasanya kering.
Presiden Joko Widodo langsung meninjau situasi banjir di kalsel pada 18 Januari 2021. Jokowi mengatakan banjir di Kalimantan Selatan pada Januari 2021 berskala besar dan belum pernah terjadi dalam 50 tahun terakhir.
"Curah hujan yang sangat tinggi hampir 10 hari berturut-turut sehingga daya tampung Sungai Barito yang biasanya menampung 230 juta meter kubik sekarang ini masuk air sebesar 2,1 miliar kubik air sehingga meluap di 10 kabupaten dan kota," kata Jokowi.
Tim tanggap darurat bencana LAPAN melakukan analisis penyebab banjir yang terjadi sejak tanggal 12-13 Januari 2021 di Kalimantan Selatan. Ringkasan laporan hasil analisis tersebut dirilis di akun facebook resmi LAPAN RI pada Minggu, 17 Januari 2021. Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh Lapan M. Rokhis Khomarudin menyampaikan hasil analisis curah hujan dengan data satelit Himawari-8 menunjukkan bahwa liputan awan untuk curah hujan di wilayah Kalimantan Selatan terjadi sejak tanggal 12-13 Januari 2021 dan masih berlangsung hingga 15 Januari 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H