Mohon tunggu...
linda fatiah
linda fatiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi : membaca

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pengaruh Media Sosial Menjadi Penyebab Tawuran Antar Pelajar

13 Juni 2023   18:14 Diperbarui: 13 Juni 2023   18:23 2536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kemajuan teknologi di era digital saat tidak terlepas dari sesuatu yang berhubungan dengan media sosial. Perkembangan teknologi membawa banyak perubahan di masyarakat, yang mana seperti adanya sebuah media sosial menjadikan pola pikir dan perilaku masyarakat mengalami perubahan baik perubahan budaya, etika, dan norma yang telah ada. Media sosial atau sering disebut dengan sosial media yang merupakan sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah memungkinkan untuk saling berinteraksi tanpa bertemu secara langsung, berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, forum dan dunia virtual. Adanya media sosial ini dapat menimbulkan beberapa dampak negatife bagi pelajar, seperti dapat menimbulkan munculnya aksi tawuran antar pelajar.

Seperti tanggapan dari Agus Sudibyo pengamat media sosial yang menurutnya saling ejek di media sosial mempunyai pengaruh besar untuk berkelahi secara langsung. Sebab, dalam berkomunikasi di media sosial seseorang tidak dapat melihat ekspresi lawan bicaranya, sehingga seseorang akan bebas untuk berbicara tanpa berfikir terlebih dahulu. Maka dari itu, masyarakat harus waspada ketika menggunakan media sosial. Secara umum, orang-orang harus berhati-hati untuk membagikan sesuatu peristiwa di media sosial, karena dapat mempengaruhi orang banyak dalam bentuk positif dan negative.

Sekarang ini banyak pelajar yang salah dalam menggunakan media sosial. Media sosial yang seharusnya digunakan untuk mendapatkan informasi dan memudahkan interaksi dengan orang lain, namun malah digunakan untuk saling mengejek dengan teman yang lainnya. Akibatnya dapat menimbulkan aksi tawuran dikarenakan pihak yang diejek tidak terima dengan ejekannya.

Seperti kasus yang terjadi di daerah Kebumen Jawa tengah pada tanggal 18 januari 2023 tentang 2 kelompok pelajar di kebumen yang janjian tawuran dan terdapat 1 korban yang terluka bacok. Kasus ini berawal dari mereka yang ribut-ribut di sosial media kemudian berencana untuk bertemu di suatu tempat. Namun rencana tawuran pelajar itu gagal dikarenakan salah satu dari pihak lawan membawa lebih banyak pasukan. Akhirnya pihak korban dan teman-temannya meninggalkan lokasi, tersebut namun ada satu orang yang tertinggal dan akhirnya dikeroyok oleh pihak lawan. Satu korban tersebut mengalami luka bacok dibagian paha dan kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan yang lebih baik.

Kemudian polisi mengamankan puluhan pelajar yang terlibat dalam aksi tawuran tersebut untuk dimintai keterangan yang jelas. Kasat Reskrim terus melakukan penyelidikan dan mencari informasi  siapa saja yang terlibat dalam aksi tersebut dan dari mana asal mula senjata tajam yang mereka bawa. Dari hasil pemeriksaan awal pelajar sudah mengakui ikut dalam melakukan aksi tersebut, namun untuk pelaku yang melakukan aksi pembacokan kepada korban belum diketahui siapa pelakunya. Dan diakhir wawancara Kasat Reskrim mengatakan bahwa pelajar yang terlibat aksi pengeroyokan akan dikenakan pasal 170 KUHP dan Undang-undang darurat untuk membawa senjata tajam. Namun, polisi masih tetap mencari seseorang yang melakukan aksi pembacokan kepada korban dan mencari senjata tajam yang mereka bawa. Informasi diatas saya dapatkan dari tvonenews.com tentang aksi tawuran pelajar yang terjadi di Jawa Tengah, tepatnya di daerah Kebumen.

Dari kasus diatas seharusnya kita sudah menyadari bahwa harus menggunakan media sosial dengan sebaik-baiknya, tidak perlu saling mengejek di media sosial yang dapat menimbulkan dampak lainnya. Aksi tawuran tersebut merupakan tindak kriminaitas yang dapat menyebabkan meningkatkan jumlah kematian, oleh sebab itu, orang tua perlu mengawasi anaknya ketika bermain media sosial, dan seharusnya di usia yang sudah cukup dewasa bisa memahami bagaimana cara menggunakan media sosial dengan baik. Untuk mencegah terjadinya kasus seperti itu mungkin bisa dilakukan dengan membatasi komunikasi dengan orang yang sekiranya tidak dikenal dan menjalin hubungan baik di media sosial. Dari pihak sekolah mungkin bisa menerapkan berbagai ekstrakurikuler yang harus di ikuti oleh siswa, dengan begitu siswa akan lebih sibuk dengan kegiatan itu dan bisa mengembangkan dirinya, mengasah kreativitasnya bahkan menambah teman untuk bersaing dengan hal-hal yang positif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun