Mohon tunggu...
Linda Erlina
Linda Erlina Mohon Tunggu... Dosen - Blogger and Academician

Seorang yang suka menonton film apa saja apalagi yang antimainstrim.

Selanjutnya

Tutup

Film

Ketika Sisi Gelap Dunia Perfilman Terungkap Lewat Film Bellissimo

1 Mei 2024   20:15 Diperbarui: 1 Mei 2024   20:26 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seru banget nonton Bellissima di ITAFF bareng Komikers (Sumber: Dok Pri)

Film Bellissima menjadi film pamungkas pada penutupan Italian Film Festival (ITAFF) 2024 Venice in Jakarta 28 April 2024. Film ini ternyata sudah lawas banget loh, rilisnya tahun 1951 dengan genre drama komedi. Film ini berhasil direstorasi dengan baik dengan kualitas gambar yang oke dan audio yang ciamik.

Jujur sebelum nonton belum lihat sama sekali sinopsisnya dan murni penasaran aja sama ini film judulnya Bellissima yang berasal dari kata Italia artinya sangat cantik. Selain pemainnya yang beneran cantik-cantik, tak lupa ada gadis kecil yang sejak awal film sudah berulah dengan lepas dari genggaman tangan ibunya pas mau ikutan casting film. Ibunya kerepotan mencari kemana-mana sampai akhirnya ketemu juga deket pinggir kolam renang kecil.

Di sinilah sang Ibu (Maddalena Cecconi) bertemu dengan salah satu "orang dalem" di produksi film yang sedang casting itu, Alberto Annovazzi namanya. Sang ibu punya harapan tinggi agar anaknya (Maria Cecconi) bisa jadi pemeran utama anak di film yang sesuai dengan kriteria usia 5-8 tahun. Sang ibu lalu menggunakan segala cara agar anaknya ini bisa mulus diterima jadi aktris, lewat berbagai cara, misalnya dengan mendekati Alberto Annovazzi supaya dimuluskan casting anaknya untuk film yang disutradarai oleh Alessandro Blasetti di Cinecitt Studios.

Alberto ini sebenarnya saya kurang tahu juga apa perannya dalam produksi film, namun kelihatannya dia cukup dekat dengan Alessandro Blasetti dan beberapa tim produksi lain di Cinecitt Studios. Maddalena yang keseharian menjadi juru suntik bagi tetangga rusun nya yang terkena diabetes, rela untuk membelikan motor baru untuk Alberto dan juga beberapa "sogokan" untuk Alessandro Blasetti dan tim produksi.

Maddalena yakin anaknya bisa lolos casting dan diterima perannya di film tersebut. Ditengah kehidupan rumah tangganya yang hectic, lucunya, ada seseorang wanita paruh baya yang masuk ke rumahnya dan ngaku-ngaku sebagai mantan aktris. Wanita random itu mengajak Maria untuk latihan akting dan juga meminta bayaran. Tak lupa wanita ini juga menghabiskan 3 telur milik keluarga Maddalena di rumahnya dengan santai.

Suami Maddalena alias bapaknya Maria, Spartaco Cecconi marah-marah tidak setuju kalau istrinya ini mengeksploitasi anaknya untuk ikutan casting, karena dinilai anaknya ini masih terlalu kecil. Maria marah-marah karena tidak terima pendapat suaminya, menurutnya apa yang dia lakukan ini adalah untuk kebaikan dan kesuksesan Maria. Lagipula dia tidak menggunakan uang Spartaco untuk keperluan Maria selama casting mulai dari casting sampai "gratifikasi" untuk kru Cinecitt Studios.

Drama komedi ini berjalan dengan alur yang cukup lambat, ada beberapa menit sepertinya saya tertidur di tengah film. Namun untuk klimaksnya oke juga karena ternyata pada akhirnya Maddalena mendapatkan pelajaran yang berharga. Saat video castingnya diputarkan dan ditonton oleh Alessandro Blasetti dan tim, Maria diolok-olok dan ditertawakan, seolah menjadi hiburan bagi mereka. Maddalena jelas ngamuk dan tidak terima anaknya dihina seperti itu.
Meskipun Maria akhirnya diterima sebagai pemeran anak utama dengan bayaran fantastis, akhirnya ditolak mentah-mentah oleh Maddalena. Harga diri anaknya tetap nomor satu. Padahal Maddalena awalnya sampai mengeluarkan banyak modal demi casting ini. Secara keseluruhan dari film ini kita dapat pesan moral, bahwa untuk berhasil di dunia perfilman, ada aja sisi gelapnya oknum yang menggunakan kekuasaan dan uang demi bisa tampil di panggung sandiwara. Selain itu, kita juga bisa melihat akhirnya harga diri anak lebih di atas segalanya untuk seorang ibu.

Drama komedi yang ditulis dan disutradarai oleh Luchino Visconti ini juga unik karena ada beberapa adegan yang melibatkan sekelompok ibu-ibu di sekitar kamar tempat tinggal Maddalena dan juga ibu-ibu di lokasi casting. Ibu-ibu yang saling berceloteh heboh, kadang ada yang sampai emosi, saling julid, namun bisa disampaikan dengan jenaka. Rasanya ibu-ibu itu semuanya heboh banget dengan suara yang saling beradu tak mau kalah, jadi keinget sekumpulan bebek cerewet, ups!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun