Mohon tunggu...
Linda Erlina
Linda Erlina Mohon Tunggu... Dosen - Blogger and Academician

Seorang yang suka menonton film apa saja apalagi yang antimainstrim.

Selanjutnya

Tutup

Film

Nonton Series The Believers Sambil Memaknai Berdana dalam Konsep Agama Buddha dan Potensi Penyalahgunaannya

13 April 2024   00:20 Diperbarui: 13 April 2024   06:17 1121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memaknai kegiatan berdana dalam Series Thailand The Believers dalam konsep Agama Buddha (Sumber: xmarmut.net)

Series Thailan yang berjudul "The Believers" baru tayang di Netflix tanggal 27 Maret 2024. Film ini disutradarai oleh Wattanapong Wongwan yang konon masih baru di dunia perfilman Thailand. Film ini sungguh menarik karena covernya patung Buddha. Dalam hati saya bertanya-tanya, ini filmnya tentang apa ya kira-kira?

Saat nonton episode pertama saya melihat ada sekelompok anak muda yang punya bisnis pengembangan game online yang akhirnya harus kandas karena sahamnya anjlok, mungkin dihack oleh oknum, katanya si begitu. Tiga pemuda ini Win, Dear dan Game terlibat dalam hutang besar ke rentenir, kalau bahasa kerennya sekarang mereka pinjam ke pinjol sebesar 40 juta baht untuk pengembangan game mereka selama ini.

Mereka mengalami rugi yang telak jelas kebakaran jenggot, panik karena tenggat waktu pembayaran cicilan plus bunganya akan ditagih dalam waktu singkat. Mereka yang mulanya pede bisa mengembalikan pinjaman karena profit game online, terpaksa harus putar otak untuk mengembalikan dana tersebut.

Singkat cerita, akhirnya Win dapat ide dari kebiasaan ibunya yang rajin ke kuil Buddha untuk berdoa dan ikut membantu penggalangan dana umat. Win melihat aliran dana yang besar dari para umat yang mencapai 29 juta baht. Kalau kita lihat tentu kondisi ini sangat mungkin karena penduduk Thailand mayoritas beragama Buddha. Oleh karena itulah Win jadi punya ide untuk berbisnis lewat kuil Buddha bersama teman-temannya.

Nah, sebagai pemeluk agama Buddha, saya sendiri juga beberapa kali mendengarkan ceramah baik dari Romo maupun Bhante mengenai kebaikan yang dilakukan lewat berdana. Umumnya umat akan berdana pada kegiatan kebaktian rutin di Vihara, atau kapanpun pada saat umat juga sedang melakukan doa sendiri di Vihara. 

Berdana sendiri dalam perspektif agama Buddha dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain berdana dalam bentuk uang, in kind (misalnya makanan atau kebutuhan Bhante atau Vihara) dan dana paling tinggi tingkatannya adalah dana Dharma atau  ceramah yang dilakukan oleh pemuka agama Buddha.

Dana yang diberikan ini biasanya akan digunakan oleh Vihara untuk berbagai kepentingan misalnya untuk pembangunan atau renovasi, penambahan fasilitas (perpustakaan, toilet, dapur umum), acara besar keagaamaan, membantu umat yang kesulitan secara ekonomi (beasiswa) dan juga dalam event pengabdian kepada masyarakat (pembagian sembako gratis, pengobatan gratis dan dana kemanusiaan untuk bencana alam).

Berdana tidak diberikan jumlah minimal alias seikhlasnya dan juga disesuaikan dengan kemampuan umat. Melakukan praktek berdana dalam konsep agama Buddha memberikan 3 makna utama, sesuai dengan ajaran Buddha, dengan berdana kita mampu melepaskan kemelekatan terhadap harta, kita meyakini bahwa harta yang kita punya tidak bersifat abadi dan kekal. 

Saya juga memaknai bahwa ada hak orang lain yang berada di dalamnya, sehingga apa yang kita miliki juga dapat dibagikan ke orang yang memerlukan. Makna yang kedua adalah dengan berdana kita juga melepaskan potensi keserakahan. Keserakahan di sini berarti kita yang selalu ingin menambah lagi dan lagi terutama dalam soal jumlah dan tidak pernah merasa cukup, melakukan segala cara sehingga akhirnya timbul ketidakbahagiaan dan perbuatan tercela. 

Makna ketiga, ketika kita melaksanakan berdana dengan niat yang tulus, hati yang bersih dan ikhlas, maka dapat membantu kita untuk mengembangkan moralitas, konsentrasi, dan kebijaksanaan (sila, samadhi, panna). Dalam agama Buddha, jika kita mempraktekkan kegiatan berdana dengan niat, pikiran dan tindakan benar, maka ini juga salah satu Jalan Mulia Berunsur Delapan yang diajarkan oleh Sang Buddha, dan penyempurnaan Sang Jalan mengakibatkan hilangnya penderitaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun