Mata adalah jendela dunia, melalui mata kita bisa melihat indahnya dunia secara visual. Namun kadangkala meskipun mata sehat, ada juga kasus kelopak matanya turun. Kondisi ini dalam dunia medis seringkali disebut sebagai ptosis.
Kondisi ptosis umumnya terjadi pada orang lanjut usia (lansia) dan bisa juga terjadi pada anak-anak yang mengalami kelainan sejak lahir, sering disebut dengan ptosis kongenital. Kondisi ptosis ini sebenarnya tidak berbahaya, namun dapat mengganggu kualitas penglihatan terutama pada anak dalam jangka waktu panjang bisa menyebabkan efek samping.
Pada kasus salah satu rekan saya yang mengalami ptosis, ditandai dengan kelopak mata atas yang  turun, sehingga matanya terlihat seperti berat dan mengantuk. Jika dilihat menggunakan cermin, salah satu tandanya adalah pupil mata tertutup sebagian oleh kelopak mata atas, sehingga inilah yang mengakibatkan pandangan menjadi terhalang dan kesulitan untuk melihat dengan jelas.
Kondisi kelopak mata turun (ptosis) ini tidak bisa disepelekan, karena dapat mengakibatkan beberapa efek samping jangka panjang misalnya penderitanya dapat mengalami gangguan lapang pandang, gangguan penglihatan, kepala dan leher sakit karena posisi kepala agak mengadah ke atas untuk melihat lebih jelas dan juga mempengaruhi ke penampilan karena terlihat lesu dan lelah. Selain itu akibat jangka panjang bila menunda operasi pada anak dapat terjadi mata malas atau sering disebut lazy eye.
Ptosis sayangnya tidak dapat disembuhkan sendiri, melainkan harus dengan bantuan operasi bedah mata subspesialis, yaitu okuloplasti. Okuloplasti sendiri merupakan sebuah prosedur bedah plastik mata yang berkaitan dengan struktur sekitar bola mata termasuk kelopak, jaringan sekitar bola mata termasuk tulang, dan sistem drainase air mata yang bertujuan untuk memperbaiki masalah yang berkaitan dengan fungsi maupun kosmetik. Operasi ptosis itu sendiri bertujuan untuk memperbaiki kelopak atas sehingga fungsinya kembali ke sedia kala atau bahkan mempercantik bentuk mata agar tampak lebih simetris.
Di Indonesia beberapa tahun belakangan ini sudah marak dilakukan bedah okuloplasti, salah satunya di Jakarta Eye Center (JEC) Kedoya, JEC Cibubur dan JEC Tambora. Dokter ahli kesehatan dan kecantikan mata yang dapat melakukan bedah okuloplasti ini juga tidak sembarangan, melainkan harus mengikuti beberapa pelatihan dan mendapatkan sertifikasi kompetensi. Dokter ahli ini salah satunya adalah dr. Ardining R. Sastrosatomo, SpM.
Dr. Ardining telah banyak melakukan bedah okuloplasti untuk tujuan merekonstruksi kelainan-kelainan yang berkaitan dengan kelopak misalnya ptosis, entropion, ektropion, baggy eyelid, kulit kelopak atas yang kendur (dermatochalasia), tumor kelopak jinak hingga ganas, tumor sekitar bola mata, kerusakan tulang sekitar bola mata akibat kecelakaan, dan penyakit-penyakit yang berkaitan dengan system drainase air mata. Pada kasus ptosis, karena masih terbilang kasus yang cukup ringan, maka pelaksanannya tidaklah seberbahaya yang kita bayangkan. Pertama pasien akan diperiksa terlebih dahulu kondisinya, termasuk pemeriksaan lengkap dasar pneglihatan.Â
Selanjutnya pasien juga dapat berkonsultasi terlebih dahulu dan mendapatkan penjelasan lengkap dari dokter ahli mengenai prosedur bedah yang dipilih sesuai dengan kondisi kelainannya. Proses penyembuhan bedah okuloplasti bervariasi, bila Tindakan yang minimal invasive, maksimum penyembuhan mencapai 14 hari, tapi bila prosedur operasi yang dilakukan cukup berat maka penyembuhan bisa lebih lama, namun jangan khawatir dokter akan memberikan terapi obat-obatan yang dapat mempercepat penyembuhan sesuai kondisi pasien.
Selain itu, pasien juga akan mendapatkan jadwal untuk kontrol selama beberapa kali tergantung dari arahan dokter ahli okuloplasti. Jika terjadi komplikasi akibat bedah okuloplasti, maka dapat dikonsultasikan kembali ke dokter ahli untuk mendapatkan penanganan lanjutan untuk penyembuhan.