Gagal sudah rencana kegiatan belajar mengajar luring pada semester ini, kelihatannya masih akan berlanjut sampai akhir tahun ini. Padahal ada skema di bulan Juli -- Desember 2021 ini mahasiswa dan dosen sudah bisa bertatap muka. Apa boleh dikata dan diperbuat, virus korona justru menunjukkan keganasannya dan mencapai puncaknya di bulan Mei -- Agustus 2021. Batal sudah agenda luring bertahap.
Selain sudah jenuh WFH, rasanya kangen juga bertemu langsung dengan mahasiswa. Rutinitas kuliah harian daring rupanya sudah mulai terasa monoton. Ditambah lagi ada hal yang seringkali membuat kesal tentunya karena internet mendadak hilang timbul sinyalnya. Wah, kalau sudah begini, sudah lelah rasanya berulangkali keluar masuk dari zoom ketika sedang mengajar, rapat atau diskusi presentasi kasus modul kuliah. Apalagi zoom harian mungkin kalau dihitung-hitung bisa tujuh kali, ditambah dengan zoom rapat ganda dengan kuliah, jadilah kedua device terpakai. Internet yang hanya berasal dari satu device dengan metode "tethering" untuk laptop membuat koneksi internet keduanya menjadi lemot bin lola (loading lama).
Selain zoom ada juga aplikasi daring yang digunakan misalnya seperti secure shell, R, jamboard, draw.io, nexstrain, dan pangolin. Beberapa dari aplikasi ini memerlukan koneksi internet yang stabil, karena akan ada unggah dan unduh data dalam jumlah yang besar. Seringkali saya harus mengunggah data besar kisaran 5 GB ke atas dan mengunduh data sampai 30 GB. Internet yang lemot bisa sangat mempengaruhi, biasanya pasti akan terjadi gagal unduh atau gagal unggah, hal ini tentunya akan menghambat dalam pekerjaan sehari-hari.
Belajar dari pengalaman, sambil berdiskusi dengan rekan-rekan dan juga bersilahturahmi dengan Mbah Google, ada lima solusi yang biasanya saya lakukan ketika kita mengalami internet lemot selama WFH.
Pastikan kita mengetahui kecepatan minimum internet
Saya sendiri baru mengetahui kalau kita bisa mengecek kecepatan minimun internet kita dengan cepat dan mudah. Ada banyak website yang dapat membantu kita untuk menghitung kecepatan internet yang kita gunakan saat ini. Misalnya saja fast dot com, speed test dari myrepublic, speedtest dot net, dan meter dot net. Beberapa hasilnya bisa berbeda-beda dan biasanya saya suka membandingkan antara satu dengan lainnya, nanti diambil yang mayoritas kecepatannya.
Jika menggunakan internet dari provider di smartphone bisa sekitar 10-20Mbps, tentunya pada saat load penggunaan internet sedang tinggi, kecepatan ini bisa menurun hingga 5Mbps. Umumnya kecepatan 10-20Mbps masih cukup stabil untuk melakukan rutinitas zoom atau nonton dari platform streaming digital.
Hitung kebutuhan kapasitas internet dengan jumlah anggota keluarga
Saat memasang jaringan Wifi di rumah, kita sering bingung dalam menentukan berapa kapasitas internet yang kita butuhkan. Kuncinya adalah kita menghitung jumlah anggota keluarga kita yang aktif menggunakan internet serta jumlah gawainya. Semisal dalam satu keluarga ada 5 orang. Ayah dan ibu hanya menggunakan 1 gawai yang digunakan untuk menonton YouTube dan berselancar di dunia media sosial, kebutuhan kapasitas internet ayah dan ibu masing-masing 5Mbps (total 10Mbps). Anak-anak ada 3 orang, satu sedang kuliah, dua lagi bersekolah SMA dan SMP. Katakanlah dengan semua tugas kuliah dan sekolah memerlukan kapasitas internet 10Mbps per orang, maka totalnya menjadi 30Mbps. Jika seluruh anggota keluarga dihitung, maka total kebutuhannya menjadi 40Mbps.
Idealnya semakin banyak anggota keluarga, maka jumlah kebutuhan akan semakin besar, maka pilihlah kapasitas internet dengan jumlah yang besar. Namun, orang tua mungkin tidak selalu terkoneksi gawai seharian, begitu pula dengan anggota keluarga yang lain, maka kapasitas kecepatan 20Mbps masih bisa mengakomodir kebutuhan internet 2-5 anggota keluarga.