"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan." ~Pembukaan UUD 1945~
Tidak hanya Indonesia yang merasakan kepahitan dalam penjajahan Jepang selama kurang lebih 3 tahun (1942-1945). Selama penjajahan Jepang terkenal akan sulitnya bertahan hidup, karena pada masa penjajahan Jepang konon lebih "bengis" daripada saat kita dijajah Londo (baca: Belanda).
Korea juga memiliki nasib yang sama. Korea menghadapi penjajahan Jepang secara efektif dimulai pada tahun 1910 sampai tahun 1945. Penjajahan Jepang seakan membuat mereka muak. Banyak rakyat Korea yang dibunuh oleh tentara Jepang secara kejam.
The Battle: Roar to Victory jadi gambaran masa kelam penjajahan Jepang
film The Battle yang diperankan oleh Hae-Jin Yoo dan Jun-Yeol Ryu, saya melihat betapa mencekamnya situasi peperangan pada masa itu. Jun-yeol Ryu yang memerankan Komandan Lee Jang Ha mengalami puncak emosinya saat mengetahui kakaknya telah terbunuh dengan cara dibakar hidup-hidup oleh para tentara Jepang.
Ketika menontonTidak hanya itu, hampir seluruh pasukan yang ikut berjuang juga mengalami hal yang sama. Mereka kehilangan sanak saudara, orang tua dan juga kampung halamannya. Nyawa manusia Korea menjadi pemuas ambisi Jepang untuk menguasai wilayah Korea. Lee Jang Ha juga kemudian makin serius untuk merencanakan penyerangan ke Jepang.
Lee Jang Ha rupanya tidak sendirian. Ia bersama dengan pasukannya dibantu oleh sekumpulan bandit Korea yang juga ikut berjuang untuk memperoleh kemerdekaan. Pasukan bandit jumlahnya memang tidak seberapa, namun penguasaan medan yang baik menjadi faktor penentu kemenangan mereka atas beberapa penyerangan ke kamp Jepang.
Diadaptasi dari Perang Bongo-dong tahun 1920