Mohon tunggu...
Linda Efrida Eka Yuanti
Linda Efrida Eka Yuanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Seseorang yang memiliki ketertarikan mengeksplor berbagai aspek budaya dan sejarah yang ada di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dzikir: Kunci Kedamaian di Tengah Padatnya Kesibukan

24 Desember 2024   09:00 Diperbarui: 25 Desember 2024   21:37 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

        Di tengah hiruk-pikuk kesibukan di era modern saat ini, sebagian masyarakat tampak merasa kesulitan menemukan ketenangan batin dan pikiran. Hal ini tentu tak bisa dipungkiri karena perkembangan teknologi yang semakin pesat hingga menyebabkan persaingan dan tuntutan dalam berbagai bidang pun meningkat. Belum lagi kehidupan sosial yang semakin kompleks. Segala kesibukan tersebut sering kali membuat masyarakat, khususnya umat Islam kehilangan waktu untuk merenung dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Padahal, sejatinya agama Islam telah mengajarkan tafakur dan dzikir sebagai jalan untuk meraih kedamaian hati. Sebab dzikir bukan sekadar ibadah, namun juga sebagai terapi spiritual yang tetap dapat dilakukan di sela-sela kesibukan. 

        Mengapa dzikir dapat memberikan ketenangan? Sebab dengan mengingat Allah dalam setiap langkah dan kegiatan yang kita lakukan, hal itu dapat meningkatkan keimanan, sehingga hati pun terasa lebih terikat dengan Sang Pencipta. Melalui dzikir pula, umat Islam dapat melepas beban duniawi yang berpotensi menyebabkan kecemasan, tegang, hingga stres. Sebagaimana firman Allah yang tertuang dalam QS Ar-Ra'd ayat 28 yang berbunyi, ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ . Artinya: "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram". Begitupun sabda Rasulullah Saw: "Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dan orang yang tidak berdzikir adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati." (HR. Bukhari).

        Selain bermanfaat secara spiritual, dzikir juga menjadi solusi praktis agar tetap dapat dekat kepada Allah, yang dapat dilakukan kapan dan di mana saja dengan syarat anggota badan dan tempat yang digunakan terjaga kebersihannya. Ini memungkinkan bahwa dzikir dapat dilakukan di tengah aktivitas, baik saat bekerja, bepergian, berada di transportasi umum, saat beranjak tidur dan aktivitas lainnya. Sederhananya seperti mengucap tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), tahlil (Laa ilaha illallah), Subhanallah Wabihamdihi Subhanallahil Adzim, dan masih banyak lainnya. Selain itu, saat dalam keadaan burn out ataupun stres karena pekerjaan kita bisa melakukan dzikir sekaligus relaksasi yaitu dengan menggunakan teknik pernapasan, seperti mengucap Astaghfrullah di sela menarik napas dan mengembuskannya. Kekhusyukan dan keistiqamahan dalam berdzikir dapat menghadirkan pola pikir penuh syukur dan kagum akan keagungan dan kemuliaan Allah yang mampu mengalirkan energi positif ke dalam pikiran kita. 

        Kesibukan saat ini sering kali membuat umat Islam rentan jauh dari agama. Dan sebenarnya jiwa yang mulai menjauh dari Allah itulah yang menjadikan seseorang itu mudah gelisah dan was-was. Maka dengan berdzikir, kita dapat memperbaiki hubungan dengan Allah. Dzikir dapat mengingatkan dan menyadarkan kita bahwa segala hal di dunia ini hanya bersifat sementara. Sehingga kita tidak terjebak dalam ambisi duniawi semata yang sering halnya membuat kita merasa was-was, cemas, dan gelisah. Hal ini dibuktikan dalam Jurnal Kesehatan dan Teknologi Medis (JKTM), "Penelitian awal menunjukkan bahwa dzikir memiliki pengaruh positif pada berbagai parameter kesehatan psikologis, termasuk tingkat stres, kecemasan, dan kualitas tidur" (Nurhermaya & Nabilla, 2024, hlm. 75).

        Oleh karena itu, apabila kita telah terbiasa menjadikan dzikir sebagai bagian dari rutinitas harian, hal itu merupakan langkah bijak dalam menghadapi tantangan hidup dengan cara yang sederhana namun bermakna. Di kehidupan yang penuh huru-hara ini, penting bahwasanya kita diingatkan bahwa Allah Swt-lah sumber kedamaian yang sebenarnya, maka dzikir dan tafakur adalah penengah terbaik. Dengan berdzikir, umat Islam dapat menghadapi dunia modern dengan hati yang suci, pikiran yang lebih tenang, sekaligus mendapatkan ridho dan pahala dari Allah Swt. 

Referensi: 

- https://www.agamaislam.com/berdzikir-kepada-allah/ 

- Nurhermaya, A. D., & Nabilla, R. F. (2024). Efektivitas dzikir dalam mengurangi stres pada remaja. Jurnal Kesehatan dan Teknologi Medis (JKTM), 6(3), 72-- 83. https://journalpedia.com/1/index.php/jktm/index

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun