Saat bulan Ramadan, umat muslim diwajibkan berpuasa dari terbit hingga terbenamnya matahari selama sebulan penuh. Berpuasa melatih diri untuk menahan nafsu syahwat, makan dan minum berlebihan. Jika dipikir-pikir, pengeluaran menjadi minim di bulan ramadan karna makan hanya untuk dua kali sehari yaitu saat sahur dan berbuka puasa. Namun faktanya, banyak faktor tak terduga yang menyebabkan pengeluaran malah semakin membengkak. Misalnya karna ada kenaikan harga bahan pokok, atau karna nafsu belanja diluar kebutuhan.
Untuk itulah, diperlukan metode budgeting khusus agar kesehatan finansial tetap terjaga selama bulan ramadan
Metode 50-30-20 bisa menjadi alternatif perencanaan keuangan, dengan mencatat secara teliti dan terperinci alokasi pengeluaran sesuai porsinya, maka keuangan akan tetap stabil hingga menjelang lebaran bahkan seterusnya
Rincian metode 50-30-20 kurang lebih sebagai berikut:
- 50 persen untuk kebutuhan wajib
Setengah dari pemasukan utuh selama sebulan penuh digunakan untuk kebutuhan wajib yang tidak bisa dihindari. Maka sangat penting untuk membuat daftar pos pengeluaran wajib selama bulan ramadan agar 50 persen dari pendapatan ini tercukupi dan tentunya menghindari terjadinya pemborosan.
Misal management kebutuhan makan, sebaiknya masak sendiri untuk sahur dan berbuka karna bisa lebih hemat, kemudian dengan tidak berlebihan menyiapkan menu makanan yang beraneka ragam. Selain karna makan berlebihan itu sangat tidak baik untuk kesehatan, juga resiko makanan jadi banyak terbuang jika kekenyangan
- 30 persen untuk keinginan
Setelah menentukan skala prioritas pengeluaran, 30 persennya bisa digunakan untuk keinginan.Â
Misal untuk memenuhi undangan buka bersama, belanja outfit atau makanan kesukaan. Tentunya dalam hal ini membutuhkan komitmen yang kuat untuk membedakan antara apa yang akan dirasakan manfaatnya yakni sebuah kebutuhan atau hanya sekedar keinginan sesaat bahkan tidak memberikan manfaat samasekali.