Entrepreneurship di Desa Petungsewu dan Desa Selorejo sebagai Teladan Global dalam Potret from Local to Global
Mendunia dengan Keberlanjutan: Green Pelaksanaan sosialisasi mengenai Green Entrepreneurship berlangsung dengan sangat interaktif dan mendapatkan respon positif dari para peserta. Dr. Sheerad (2023) selaku pemateri mengatakan bahwa Desa Petungsewu dan Desa Selorejo memiliki potensi yang baik dalam mengembangan bisnis mereka dengan teknik Green Entrepreneurship dengan hasil komoditas mereka berupa jeruk akan memberikan dampak yang baik bagi masyarakat dan lingkungan apabila dapat dikelola dengan teknik dan sistem yang baik, seperti dalam hal produksi barang dengan bahan baku jeruk hingga pelaksanaan ekspor dari barang-barang yang telah diproduksi oleh maryarakat. Wulandari (2023) selaku pemateri juga menyampaikan bahwa dalam pengelolaan keuangan, masyarakat Desa Petungsewu dan Desa Selorejo memiliki kemampuan yang cukup baik dalam melakukan perencanaan keuangan jangka panjang yang dapat mengembangkan usaha mereka untuk kedepannya.
Pada sesi terakhir dilakukan tanya jawab dan pada sesi ini menjadi waktu yang paling menarik, sebab antusiasme peserta terhadap penyampaian materi yang dilakukan oleh Dr. Sheerad dan Ibu Wulandari. Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh para peserta sangat beragam dan hal tersebut berawal dari keresahan yang dialami oleh masyarakat dalam pelaksanaan usaha mereka. Kegiatan sosialisasi berakhir pada pukul 15.00 WIB dengan diakhiri oleh sesi foto bersama.
Sabtu (22/07/23), tim KKN Universitas Negeri Malang (UM) Desa Petungsewu dan Selorejo, Kec. Dau bersama dengan Bapak/Ibu Dosen dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) UM dan dari Universitas Kebangsaan Malaysia berkolaborasi untuk mengadakan program kerja yaitu "Pengenalan dan Pengoptimalan Green Entrepreneurship dengan mengimplementasikan SDGs untuk Masyarakat Desa Petungsewu dan Desa Selorejo, Kec. Dau".
Kegiatan ini berlokasi di Bumi Perkemahan Bedengan, Desa Selorejo, Kec. Dau dengan dihadiri oleh perangkat desa dan masyarakat dari Desa Petungsewu dan Desa Selorejo. Dengan adanya program sosialisasi Green Entrepreneurship bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai peluang bisnis berbasis lingkungan. Pada sosialisasi ini melibatkan pemateri dari Malaysia yang bertujuan untuk membanding kegiatan bisnis secara green entrepreneurship antara kedua negara dan berbagi pengalaman dan wawasan mengenai bagaimana green entrepreneurship memberikan dampak yang positif bagi masyarakat dan lingkungan. Sehingga, para peserta memiliki kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar pendapat atau pandangan mengenai pengembangan green entrepreneurship dengan implementasi SDGs.
Program ini juga mendorong para pebisnis untuk menerapkan tindakan berkelanjutan dalam operasi mereka. Sosialisasi ini berfokus pada berbagai aspek penting yang terkait dengan pengoptimalan SDGs, termasuk:
1. Pengenalan SDGs dan Prinsip Green Entrepreneurship
2. Penyusunan Rencana Bisnis Berkelanjutan
3. Mengidentifikasi Peluang Bisnis Berkelanjutan
4. Pemanfaatan Teknologi Hijau
5. Mengatasi Tantangan dan Hambatan:
Pada KTT Rio+20, PBB telah menetapkan 17 tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/ SDGs) dan Indonesia menjadi salah satu negara yang menyetujui agenda Tujuan SDGs, serta dalam pelaksanaan SDGs Pemerintah Indonesia mengeluarkan Perpres Nomor 59 Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Dengan keadaan perekonomian global yang terus meningkat, yang dibuktikan oleh  pertumbuhan agregat setiap tahunnya meningkat sebesar 3-4%, hal ini juga menimbulkan ancaman yang berat bagi lingkungan karena peningkatan penggunaan bahan bakar fosil secara konsisten (Ali et al. 2021). Salah satu isu global menarik dewasa ini mengenai kerusakan lingkungan hidup. Isu pemanasan global yang disebabkan oleh sampah tidak lagi menjadi isu terbaru dalam dekade ini (Sari and Anggadwita 2016). Pasca Conferense of the Paris COP21, negara-negara berkembang juga mulai bergerak maju karena dunia telah menunjukkan perhatian serius terhadap target untuk menetralisir karbon. Dalam hal ini, degradasi lingkungan paling besar disebabkan oleh faktor wirausaha, industri dan pariwisata (Sun et al. 2021).  Adanya pertumbuhan ekonomi secara langsung akan bergantung pada inovasi yang terkait dengan kerusakan lingkungan. Akibatnya ada tekanan yang mengharuskan untuk melakukan eco-innovation guna mengembangkan produk baru sesuai dengan persyaratan sosial dan lingkungan (Salim, Ab Rahman, and Abd Wahab 2019).
Dalam hal ini diluncurkanlah program Green Entrepreneurship untuk membantu dalam pencapaian pembangunan berkelanjutan ( SDGs) yang telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. DIharapkan program ini akan memainkan peran penting dalam mendukung pelaksanaan SDGs di Indonesia dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, serta keamanan lingkungan.
Negara negara berkembang seperti Indonesia dan Malaysia merupakan negaralebih tinggi tingkat keragaman dimana diharapkan sebagai satu negara yang mungkin berbeda dari yang lainnya dalam hal tingkat pembangunan, kesadaran dan kemampuan untuk melakukan usaha berbasis lingkungan (Tien et al. 2020). Â Namun, ada tantangan besar untuk mengubah pola konsumsi dan produksi yang tidak berkelanjutan menjadi lebih ramah lingkungan dan hijau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H