Katamu aku seorang pejuang, yang selalu gagah berani... Kata-mu aku seorang pemenang, yang berani menghadapi ketakutan... Tapi mengapa saat semua sirna, aku tetap menangis? Tetapi mengapa saat penyadaran datang, aku tetap menertawakan diri Dan merasa bodoh? Belum beranjak dari kedewasaan, bukan berarti aku kalah kan? Belum beranjak dari kesakitan, bukan berarti aku menyerah kan? Akan kusematkan tanda cinta dari Allah di dada-ku Akan ku pajangkan tanda keberanian-ku di rambut-ku Agar harum-ku akan sampai ke jiwa-mu... Agar cantik-ku akan sampai ke bilik-mu... Dan kau tahu? Mahkota itu sudah ku dapatkan Dan sudah ditahtakan di jiwa-ku... LW, Tegaljaya 26 February 2011 Disaat hening malam Tak jua menuntunku ke Sorga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H