Nama Mahasiswa : LindaNIM : 2210416220011
Program Studi : Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lambung Mangkurat
Dosen Pengampu :Dr. Rosalina Kumalawati, M.Si.Â
Kabupaten Barito Kuala meliputi 17 kecamatan dengan wilayah terluas yaitu Kecamatan Kuripan seluas 343,5 km² (11,46%) dan Kecamatan Mandastana 339,0 km² (11,31%). Sedangkan daerah yang wilayahnya paling kecil adalah Kecamatan Wanaraya dengan luasnya sebesar 37,50 km² (1,25%). Selain Sungai Barito, sungai yang ada di Kabupaten Barito Kuala antara lain: Selain Sungai Barito, sungai yang ada di Kabupaten Barito Kuala antara lain: Sungai Negara, Sungai Kapuas, Sungai Alalak, Sungai Puntik, Saluran Drainase Tamban, Saluran Drainase Anjir Pasar, Saluran Drainase Tabukan dan Saluran Drainase Tabunganen. Sungai- sungai ini selain berguna untuk tranportasi, juga untuk pengairan sawah. Bentuk morfologi Kabupaten Barito Kuala merupakan dataran rendah dengan ketinggian0,2 sampai dengan 3 meter dari permukaan laut. Karena merupakan dataran rendah maka hampir di semua kecamatan tumbuh hutan galam yang digunakan sebagai bahan bangunan dan purun yang dimanfaatkan untuk anyaman tikar, bakul dsb. Barito Kuala dibelah oleh Sungai Barito yang membentang dari selatan sebagai muara sungainya (Kecamatan Tabunganen) hingga ke-utara (Kecamatan Kuripan).
Setiap wilayah memiliki 4 sektor, yaitu sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Untuk hal itu dalam mengetahui potensi wilayah maka harus menggunakan analisis Loqation Quotient dan Analisis Shif Share. Location Quotient (LQ) merupakan metode analisis yang dapat digunakan untuk mengukur keuntungan komperatif suatu sektor, subsektor atau komoditi. Sedangkan odel shift-sharepada dasarnya merupakan penguraian (decomposition) secara matematis dari peningkatan nilai tambah yang melambangkan pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada regional bersangkutan pada periode tertentu, melalui penguraian matematis tersebut akan dapat di identifikasikan faktor-faktor utama yang menentukan proses pertumbuhan ekonomi pada daerah bersangkutan (Sjafrizal, 2018). Â Berikut dengan langkah-langkahnya antara lain :
- Gunakan data sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan di Barito Kuala ini dengan menggunakan data buku BPS Barito Kuala dalam angka tahun 2022 (Data yang ada didalamnnya tahun 2021)
- Setelah itu input semua data tersebut ke dalam tabel excel yang sudah dibuat berdasarkan 17 kecematan di Barito Kuala.
- Gunakan rumus analisis Location Quotient (LQ) dan shif share (SS) yaitu di baawah ini
                                                       Â
                                             Â
- Jika sudah didapat semua hasil dari perhitungan kedua analisis tersebut, maka lakukanlah perhitungan potensi wilayah, dengan menggabungkan hasil darii 2 analisis tersebut.
Dalam hasil perhitungan potensi wilayah akan menjadi 4 paramater penilaian yaitu ada sektor yang unggul, andalan, prospektif dan tertinggal. Untuk Kabupaten Barito Kuala sendiri hasilnya sebagai berikut :
                                                           Â