Mohon tunggu...
Linda
Linda Mohon Tunggu... Freelancer - Aku suka belajar.

Awal tahun 2020 ini, aku baru menyadari bahwa aku suka nulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Daun Imperfect

15 Januari 2020   09:50 Diperbarui: 15 Januari 2020   10:05 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi hari ini adem banget di Jakarta,
Rasanya pengen lanjut tidur aja sehabis anter anak ke sekolah ...

Tapi di dalam otakku ada yang bisikin:
"Linda, pasti akan lebih baik kalau kita dana makan ke Vihara. Bukannya sejak 2020 kau belum pergi liat RG abis banjir gimana? Dana makan pagi terakhir kan di JM."
Baeklah, baeklah!
.
Pas persimpangan kalau kiri langsung pulang,
kalau kanan ke arah RG, pas pula gak ada kemacetan ...
Jadi langsung aja cus pilih kanan, deh.
Mampir beli bubur dulu, then lanjut ke RG.

Dana makan adalah suatu kegiatan melakukan kebaikan dengan cara memberikan dengan tulus iklas dan dengan rasa hormat, barang yang diberikan berupa makanan siap saji yang bisa langsung dimakan. 

Makanan ini diberikan dengan hormat kepada Bhikkhu di Vihara, karena Bhikkhu dilarang masak-masak, dilarang pegang uang, jadi kita selalu mendapat kesempatan melakukan kebaikan dengan cara mempersembahkan makanan. 

Dari kebaikan berdana makan ini, jasanya bisa kita kirimkan (dilimpahkan) kepada mendiang orang tua kita yang telah tiada, atau pun kepada leluhur kita, sebagai tanda bakti kita kepada mereka yang telah tiada.
.
Sampai di RG, kupilih-pilih lokasi parkir, maju mundur, maju mundur, akhir ... ya udahlah mana aja baik, tak perlu pun hongsui-hongsui parkir mobil.
.
Eh pas turun dari mobil, ada yang menarik perhatian ... si daun Bodhi yang kering dan udah mulai lepas apanya itu ... duh, apayah? Helainya?
Sisa urat-uratnya sebagian gitu ...
Cantik banget ...
.
Tapi ku lewatkan aja, karna lagi mikir ini kena prank atau apa ya? Kok sepi bener? Jangan-jangan RG lagi kosong
.
Eh tapi ada sepeda umat yang biasa dana makan juga ... yes ... aku siapin bubur ke mangkok dulu ah!
.
Sambil nunggu jamnya serahin dana, aku ke ruang sebelah untuk Namaskara dan sedikit bermeditasi. Tiba-tiba mulai rame aja pas jamnya serahin dana makan ... 

Then sehabis serahkan bubur, lalu pelimpahan jasa, aku balik lah ... no time to gosip-gosip bareng yang lain ...
.
Balik ke mobil, eh si daun Bodhi masih di situ ... aku ambil deh bawa pulang
Dalam otakku ada yang ngomong " ih ini kalau udah lepas semua helainya pasti lebih cantik"
.
Nah, ini udah ku cuci air mengalir, pelan2 di elus-elus tapi gak lepas juga helai-helainya ... tak tau pun mau ku apain. 

Ya ... tak apa pun, daunnya setengah jadi, sama kek aku, baru setengah jadi juga pun ... belum ngerti banyak soal kehidupan. 

Mudah-mudahan dengan melihat daun ini, besok-besok, bisa bantu aku untuk mengingatkan diri bahwa aku ini ... imperfect. Tak usah sok-sok-an: tak usah sok ngajarin, tak usah sok hebat, tak usah sok suci. Masih ada kurangnya, masih ada kesalahannya, masih ada yang belum beres. 

Aku masih setengah indah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun