Purwokerto, 17 November 2023Â - Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari Institut Teknologi Telkom Purwokerto (IT Telkom Purwokerto) telah sukses menyelenggarakan kampanye anti-food waste yang inovatif dan sarat nilai budaya Banyumasan.Â
Langkah awal yang diambil oleh tim PKM adalah memahami dan memasukkan nilai-nilai budaya Banyumasan ke dalam kampanye mereka. Mereka menyadari bahwa makanan bukan hanya kebutuhan sehari-hari, tetapi juga merupakan komponen fundamental dari budaya.Â
"Kami percaya bahwa kampanye ini harus lebih dari sekadar instruksi. Nilai budaya Banyumasan dapat memberikan pondasi yang kuat untuk perubahan perilaku positif," ujar Linda Qornaeni, ketua tim PKM IT Telkom Purwokerto.Â
Mengusung tagline "Waste Waste Waste, Anti Food Waste", tim PKM IT Telkom Purwokerto memiliki tujuan untuk memerangi perilaku pemborosan makanan. Tagline ini bukan hanya sebagai panggilan untuk mengurangi limbah makanan, tetapi juga sebagai komitmen untuk meresapi nilai-nilai budaya Banyumasan dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya, tim PKM menggandeng Prof. Madya TS. Dr.-ing, Joewono Prasetijo dari UTHM (Universiti Tun Hussein Onn Malaysia) Malaysia. Prof. Joewono Prasetijo, seorang Profesor terkemuka, memberikan perspektif internasional tentang bagaimana transportasi dapat mempengaruhi rantai pasok makanan dan kontribusinya terhadap food waste.
"Peluang besar terbuka lebar bagi konsumen muda untuk memimpin perubahan positif dalam upaya mengurangi pemborosan makanan. Dukungan aktif terhadap kesadaran, pendidikan, dan tindakan nyata dapat menjadi kunci untuk mengurangi sampah makanan dan melindungi lingkungan. Jadikan langkah kecil dalam mengurangi sampah makanan sebagai bagian dari lifestyle kita" kata Prof. Joewono Prasetijo.Â
Tim PKM IT Telkom Purwokerto juga memanfaatkan kecanggihan teknologi dan keberadaan media sosial untuk mencapai lebih banyak orang. Konten edukatif, video inspiratif, dan infografis bermuatan nilai Budaya Banyumas disebarluaskan melalui platform digital dengan harapan pesan kampanye dapat menjangkau generasi muda yang aktif di dunia maya.
Bapak Nassirun Purwokartun yang merupakan pemrakarsa Bale Pustaka Banyumas turut serta dalam kampanye ini. "Adanya Pepali Banyumasan, Â jaran dhawuk abrit, memiliki makna untuk mengendalikan hawa nafsu, dimana masyarakat Banyumas berupaya mewariskan nilai-nilai ini kepada generasi muda. Fokus pada efisiensi makanan dan penolakan terhadap pemborosan sampah, menjadi langkah konkret dalam melestarikan moral yang terkandung dalam warisan budaya Babad Banyumas." kata Bapak Nassirun.
Hasilnya masyarakat, khususnya konsumen muda memberikan respon yang sangat positif. Mereka mengapresiasi kampanye yang tidak hanya memberikan solusi praktis tetapi juga membangun kesadaran akan nilai budaya setempat.