Perkembangan dunia saat ini telah bergerak menuju ke arah teknologi yang sangat canggih dan begitu meringankan kehidupan manusia dalam bidang apapun. Munculnya istilah dunia siber yang menghilangkan batas-batas wilayah negara, maknanya saat ini manusia tidak terbatas oleh jarak dan waktu lagi untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan manusia lainnya di belahan dunia manapun.
Perkembangan ini tentunya tidak serta merta memberikan makan siang gratis bagi kehidupan manusia, kemajuan ini juga mendatangkan ancaman besar serangan siber yang kita ketahui dengan istilah Cyber War.Menurut Richard A Clarck, seorang ahli bidang keamanan pemerintah dalam buku Cyber War,mendefinisikan cyber waradalah aksi penetrasi suatu negara terhadap jaringan komputer lain dengan tujuan menyebabkan kerusakan dan gangguan.
Berdasarkan definisi tersebut dapat kita analisa lebih dalam ruang lingkup yang bisa mengalami serangan siber adalah teknologi menggunakan jaringan komputer, sekarang komputer menjadi alat yang dipergunakan oleh negara di seluruh dunia untuk mengoprasikan berbagai macam tugas nya dan menyimpan berbagai macam data di dalam nya. Negara menggunakan jaringan komputer dari instansi yang paling bawah hingga paling atas memiliki basis data nya masing-masing, data informasi ini lah yang menjadi tujuan dari serangan siber tersebut karena informasi saat ini jauh lebih berharga daripada emas. Informasi ekonomi dari suatu negara dapat menjadi kunci untuk menghancurkan negara tersebut tanpa harus bersentuhan langsung dengan nya.
Indonesia saat ini berada dalam pusaran cyber war yang melibatkan seluruh negara di dunia dan kita tidak mengetahui mana kawan dan mana lawan, karena tidak ada yang namanya kerja sama tanpa adanya kepentingan. Semuanya dapat saling menyerang tanpa melihat batas negara tetangga ataupun negara jauh di belahan barat sana karena memang dunia siber tidak memiliki batas yang menghalangi.
Banyak kasus yang telah terjadi dengan modus bermacam-macam seperti, pencurian informasi diri, pencurian uang dalam atm, pengerusakan instalasi berbasis komputer, virus komputer, dan pembocoran informasi rahasia negara. Perang siber telah dimulai sejak 1988 yang terdokumentasi, The Morris Worm adalah ciptaan dari Robert Tapan Morris yang merupakan worm (cacing) dapat mepengaruhi infrasturktur siber dan telah menyebar sebagian besar di Amerika Serikat.
Worm ini memperlambat kinerja komputer sehingga tidak dapat digunakan, inilah tonggak awal munculnya perang siber. Indonesia telah banyak mengalami serangan siber karena kita ketahui masyarakat yang besar dengan perekonomian yang ramai membuat negara ini menjadi sasaran serangan perang siber, banyak orang yang memanfaatkan keadaan ini untuk mencari keuntungan baik orang dalam negeri maupun luar negeri.
Indonesia tercatat sebagai negara peringkat 13 yang paling banyak terinfeksi ransomware di Asia Tenggara dengan jumlah rata-rata 14 kasus terjadi setiap hari, menurut riset yang dilakukan perusahaan peranti lunak antivirus Symantec. Program jahat yang masuk dalam kategori ransomware, bisa bekerja seperti penculik. Virus tersebut mengunci akses korban atas data yang tersimpan di komputernya sendiri setelah itu lewat notifikasi, penjahat meminta uang tebusan berupa Bitcoin jika pengguna hendak mendapatkan akses kembali atas datanya tersebut. Jika tidak dibayar, maka dokumen pengguna akan tersandera atau korban harus menunggu sampai ada pihak yang mampu membuat anti virus nya, misalnya perusahaan antivirus, yang membuat penawar atau pembasmi ransomware tersebut.
Secara terpisah, peneliti dari perusahaan keamanan siber Karpersky, Costin Raiu, menyatakan terdapat 45 ribu serangan siber di 74 negara. Malware tersebut mereplika dirinya sendiri dan menyebar dengan cepat. Serangan siber ini memanfaatkan celah dalam bocoran dokumen yang didapat dari Badan Keamanan Nasional AS atau NSA. Sejumlah perusahaan keamanan dunia maya menyebut serangan siber ini diyakini menggunakan 'tools' yang dikembangkan oleh NSA.
Pada April lalu, kelompok peretas bernama The Shadow Brokers mengklaim telah mencuri 'tools' NSA itu dan merilisnya secara online. 'Tools' itu dibuat tersedia secara bebas di internet dengan password yang dipublikasi oleh kelompok peretas itu. Namun pelaku di balik serangan siber global ini belum diketahui pasti Perusahaan teknologi multinasional yang berbasis di AS, Microsoft, telah merilis antisipasi kerawanan untuk 'tools' itu pada Maret, namun kebanyakan sistem mungkin belum ter-update. Jaringan komputer untuk rumah sakit di Inggris terkena serangan siber ini.
Bahaya dari perang siber adalah kehilangan data informasi yang merupakan incaran dan tujuan dari serangan siber ke negara kita. Data informasi strategis negara yang sifatnya rahasia menjadi sasaran serangan siber yang menginginkan informasi tersebut untuk dapat mengambil keuntungan dari informasi penting itu. Begitu banyak cara terinfeksi dari virus ransomware tersebut, dapat melalui aplikasi, situs web, maupun media sosial yang sering digunakan oleh masyarakat luas.Â
Sampai sejauh ini penanganan kasus ini belum mendapatkan penawar atau pembasmi virusnya, sehingga perlu berhati-hati dalam menggunakan jaringan komputer supaya tidak terinfeksi virus tersebut. Selain itu banyak kasus yang menyebarkan berita hoax di dunia maya, hal ini juga menjadi salah satu kejahatan siber yang marak terjadi di Indonesia yang sampai saat ini terus memicu adanya konflik karena mudah tersulut emosi akibat berita atau pernyataan hoax yang tersebar di dunia maya. Selalu berhati-hati dalam menggunakan dunia maya ini karena ancaman yang mengintai dari dunia siber sangat banyak dan begitu kompleks akibat permasalahan yang dapat timbul.