Mohon tunggu...
Lince Ritonga
Lince Ritonga Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Horass...\r\n\r\nAnak Medan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mutiara Hati

11 April 2016   14:57 Diperbarui: 11 April 2016   15:03 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kemantapan imannya pun terlihat, semakin ia diberi kemudahan dalam menjalani sesuatunya semakin menundukkan pandangan, rendah hati. Kejayaan yang terlihat dari seorang petani, petani yang memiliki 2000 batang kopi ateng, kini mereka telah menjadi ladang mata pencarian masyarakat setempat. Bahkan diperkampungan itu mereka sebagai contoh, jadi banyak ditemui yang bergiat dalam bercocok tanaman.

Untuk 2 tahun terakhir ini, kampung itu juga terkenal penghasil kopi terbanyak dari beberapa kecamatan. Dan Alahmdulillah, ia mendapat kesempatan untuk menjadi pegawai kantor pertanian yang didirikan oleh pemerintah setempat.

Ketelatenan juga pengalaman dalam bertani, menghasilkan beberapa metode dalam pembibitan karet, coklat juga kopi ateng tentunya.

“Semua berjalan lancar, putra daerah” ucap salah seorang gurunya diwaktu SMA dulu.

Hidup damai juga kebahagian disambut dengan hamil kedua istrinya, juga atas izinnya mereka dikumpulkan dengan keluarga besar sang istri. Dengan penuh keyakinan, ayahnya memperkenalkan istri barunya, si anakpun menyambut ramah tanpa basa basi walau sebenarnya matanya tak bisa berbohong.

Senangnya tidak terkira, Ayahnya tak sekali melepaskan dekapan cucunya. Sementara itu ayah dari suaminya juga menyambut dengan senang hati.

“Ada beberapa golongan orang yang doanya mustajab, salah satunya doa anak yang berbakhti kepada kedua orang tuanya” mereda perasaan sang istri yang kerap ini,itu menayakan keberadaan ibu kandung juga kakak perempuannya. Tak sedikit ayahnya memberi alasan.

“ Selalu doakan saja, semua akan baik-baik saja” merasa iba terhadap kerinduan yang sudah tak terbendung itu. “ Makasih abi” membalas pelukan hangat itu.

Pilu meratap tak menentu, kala hari merasa sendiri, saat gelap datang hati bergejolak dan berteriak. Jiwa yang tenang tak pernah bimbang.  Jiwa yang riang menyadari bahwa hati tak akan pernah melupakannya. Tiada sepi merantai selamanya, dalam gelap DOA sebagai cahaya. Apapun itu dalam damai, memupuk percaya diri. Semua terasa ringan saat tenang dalam diri.

“Insyaallah sayang” ucapnya tanpa ragu.

Hidup selalu memilih, memilih yang BAIK itu penting, sebab yang baik tidak datang sendiri, tapi ia dipilih maka dapat yang baik. Apapun usaha itu, yang berkenan akan hasilnya tetap Allah. Tidak usah risau jika sudah maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun