Mohon tunggu...
Lince Ritonga
Lince Ritonga Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Horass...\r\n\r\nAnak Medan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bukan Rupiah

20 November 2015   15:51 Diperbarui: 20 November 2015   16:06 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

“Aku selalu merasa punya banyak uang untuk menopang sisa hidupku, sehingga membutakan apa yang terjadi”

“Uang menenangkan saraf, tapi bukan untuk obat hati” hanya terdengar oleh hatinya.

“ Umi..”sebutan pertama Ismad setelah sekian lamanya.

“Mungkin aku orang kedua yang diam-diam mendoakanmu disetiap sujudku”tambah wanita itu dengan pandangan tak tentu arah.

“ Maafkan aku jelita, maafkan aku?”memeluk istrinya.

“Jangan pernah putus asa karena cinta, mas akan bertemu dan mungkin akan kehilangannya kembali, Tetap cinta karena cinta pemilik hati”memperbaiki hijabnya lalu memegang erat tangan Ismad.

“Mungkin bidadariku tersenyum melihatku dengan sekarang ini”berguman dalam hati yang menyerbakkan butiran rindu.

~The END~

 

BY : Lince Ritonga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun