Permasalahan pandemi covid-19 belum menemukan titik terang. Hingga saat ini covid-19 masih menjadi isu global yang menakutkan. Tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga diberbagai negara lain termasuk India, dengan jumlah kasus virus corona terbanyak dalam sehari dari seluruh negara di dunia. India saat ini digulung tsunami covid-19  dengan melonjaknya jumlah kasus harian, meroketnya jumlah kematian, dan menipisnya pasokan medis. Para ahli memperingatkan, tsunami virus corona di India dapat berdampak besar bagi seluruh dunia sebagaimana dilansir New Zealand Herald, Rabu (28/4/2021). India melaporkan penambahan kasus kematian lebih dari 4.000 orang dalam sehari pada Minggu (9/5/2021) setelah sehari sebelumnya mencapai jumlah serupa. Dengan begitu, total jumlah kematian akibat Covid-19 di negara tersebut mencapai 242.362 orang. Dengan mencekamnya keadaan di India, berikut ada beberapa dampak yang dapat ditimbulkan bagi ekonomi Indonesia.
   Pertama, melonjaknya kasus positif virus corona di India dengan dampak paling pertama yang dirasa adalah embargo 10 juta vaksin gratis untuk Indonesia yang diproduksi India. Indonesia kehilangan jutaan dosis vaksin gratis jenis AstraZeneca dari kerja sama multilateral Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI). Dari 11,7 juta vaksin AstraZeneca yang dijanjikan GAVI, Indonesia kemungkinan besar hanya mendapatkan 1,3 hingga 1,4 juta.
   Ekonom dari Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi menjelaskan dampak lain yang lebih serius bisa terasa pada ekonomi RI. Mengingat India adalah salah satu negara terbesar dalam tujuan ekspor minyak sawit asal Indonesia. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan, melihat kondisi itu dampak melonjaknya COVID-19 di India ke ekonomi RI tak terelakkan lagi. Sebab, kata dia, "India juga menjadi hub. CPO kita yang diekspor ke India dan di India itu mengolahnya menjadi makanan minuman kosmetik dan prodak turunan CPO lain," kata Bhima kepada Tirto, Jumat (23/4/2021). Ia menjelaskan jika konsumsi dan produksi dengan bahan dasar CPO bermasalah, maka penyerapan sawit Indonesia pun akan tersendat. Hal ini yang kemungkinan akan terjadi jika penanganan wabah di India semakin tak terkendali. "Ini akan kelihatan 1-2 bulan ke depan, ini bisa berdampak ke kinerja ekspor sawit. Menurut laporan United State Department of Agriculture 2019, mengenai produksi minyak kelapa sawit dunia, Indonesia menjadi negara dengan penghasil minyak kelapa sawit terbanyak di muka bumi.  Ditambah lagi bawasannya perkebunan kelapa sawit merupakan penyokong cukup besar bagi pembangunan nasional. Sehingga apabila ekspor terkendala maka negara akan mengalami kerugian yang sangat besar. Hal ini tentu juga sangat berdampak negatif bagi petani dan pelaku usaha sawit.
   Dari sisi impor, perlu diwaspadai kemungkinan akan ada kenaikan beberapa komoditas seperti bawang bombai, daging sapi dan kerbau berpotensi bermasalah. Berdasarkan data BPS, impor daging Indonesia selama Januari-Maret 2021, India menempati posisi kedua tertinggi asal impor daging RI. Dengan krisis  yang dialami India saat ini,  Indonesia sebaiknya mensiasati untuk mencari alternatif lain misalnya dengan bermitra dengan negara lain untuk menjaga stabilitas kegiatan impor yang memang dibutuhkan untuk dipasok ke Indonesia. Dengan begitu, kendala kegiatan impor pada masa mendatang dapat diminimalisir.
   Beberapa paparan diatas adalah dampak yang paling mungkin terjadi akibat tsunami covid-19 di India. Dengan itu harapannya negara dapat mengkaji strategi yang tepat agar terhindar dari berbagai permasalahan serius yang ditimbulkan pada masa mendatang. Disamping itu pula, pelajaran penting bagi masyarakat Indonesia dari kasus tsunami covid-19 di India adalah tetap patuhi dan jaga protokol kesehatan.
Referensi:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H