Mohon tunggu...
Lina M
Lina M Mohon Tunggu... Lainnya - Wisteria

There's gonna be another mountain

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Utang Piutang Momok dalam Pertemanan

19 April 2021   11:57 Diperbarui: 19 April 2021   12:26 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pexels/Mikhail Nilov

Biasanya jika sudah terlanjur dibiarkan begitu saja alias ikhlas yang dipaksakan bisa saja penghutang akan seenaknya saja berhutang kembali, toh yang sudah-sudah tidak dikembalikan juga nggak apa-apa. Yang diutangi bodoh gitu, yang ngutang makin enak, Cuy! 

Penting untuk memperjuangkan kembali uang hutang untuk kembali. Meminta uang hutang kembali bukan suatu kejahatan bukan? Justru itu merupakan upaya untuk kebaikan bersama. Bagi yang menghutangi itu sudah jelas miliknya, sedangkan bagi penghutang memangnya mau bawa utang sampai mati? 

Kalau pinjam di fintech atau bank nanti bisa kena bunga. Kalau keterlambatan bisa jelek BI checking-nya. Kalau pinjam di kamu kan nggak ada bunganya hhehhe....." 

Alangkah baiknya tanyakan untuk apa uang itu digunakan. Ini sangat penting untuk diketahui. Si pemberi hutang harus tahu kemana arah uang itu nantinya. Jika dipergunakan untuk hal semestinya maka di masa depan akan lebih mudah untuk didiskusikan kembali. 

Perlu diketahui menagih hutang untuk biaya pengobatan akan lebih mudah daripada hutang untuk membeli hp atau jalan-jalan. Mengetahui kegunaan uang dapat memberikan gambaran pola pikir si penghutang. Jika hanya untuk kesenangan sesaat itu artinya ia hanya mau enaknya saja, kita dapat menolaknya.

 Berikan ketegasan sejak awal saat akan terjadi proses utang piutang. Pastikan terlebih dulu kapan uang akan dikembalikan untuk mengantisipasi pengutang lupa atau kabur dari tanggung jawabnya. 

Logikanya, hutang yang sudah jelas konsekuensinya saja seperti di bank atau fintech saja banyak yang mangkir. Jadi sikap hati-hati dan ketegasan dalam membuat kesepatakan utang piutang harus jelas guna menghindari konflik di masa mendatang.

Berhutang bukan suatu tindak kejahatan seperti pencurian, melainkan upaya untuk pemenuhan kebutuhan tanpa mengambil alih hak milik orang lain, hanya mempergunakannya untuk sementara. Bisa jadi berhutang adalah satu-satunya solusi permasalahan finansial karena memang sudah tidak ada cara lain yang dapat mengatasinya. 

Menghutanginya berarti memberikan pertolongan kepada orang yang tepat, karena memang sedang benar-benar membutuhkan bantuan. Terlepas dari cerita dan meme hutang piutang yang kebanyakan "Susah baliknya!", hutang piutang tidak jarang mempererat tali persaudaraan, dengan catatan kedua belah pihak menerima hubungan timbal balik yang setara dan jelas sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun