Mohon tunggu...
aulia shafwah
aulia shafwah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hidup cuman sekali

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kecemasan: bayangan tak terlihat yang membayangi

15 Desember 2024   19:25 Diperbarui: 15 Desember 2024   19:11 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecemasan adalah perasaan yang sulit dijelaskan. Ia hadir seperti kabut tebal yang menyelimuti pikiran dan hati, membuat segala hal terasa gelap dan penuh ketidakpastian. Kecemasan bukan sekadar rasa takut; ia adalah kegelisahan yang terus-menerus, meski tidak ada ancaman nyata. Bahkan saat mencoba beristirahat, perasaan ini tetap menghantui.
Bagi orang yang mengalami kecemasan, dunia sering terasa berisik meskipun keadaannya sunyi. Jantung berdetak lebih cepat seakan sedang berlari tanpa henti. Nafas menjadi pendek dan terengah-engah, dada terasa berat, sementara pikiran terus memikirkan hal-hal buruk yang mungkin terjadi. Ketika berada di tengah keramaian, kecemasan membuat seseorang merasa terisolasi; saat sendirian, pikiran terasa seperti penjara yang menakutkan.

Bahkan pagi yang cerah pun tidak selalu membawa semangat baru bagi mereka yang hidup dengan kecemasan. Kekhawatiran tentang pekerjaan yang belum selesai, ketakutan akan kegagalan, atau bahkan hal kecil seperti bertemu orang baru dapat memicu perasaan cemas. Tubuh pun bereaksi tanpa kendali---dari tangan yang gemetar hingga keringat yang membasahi telapak tangan, semua terjadi seiring dengan pikiran yang tak henti-hentinya berputar.
Malam hari, yang seharusnya menjadi waktu untuk beristirahat, justru sering kali menjadi momen yang penuh perjuangan bagi mereka. Pikiran semakin aktif, dihantui pertanyaan seperti "Apa yang akan terjadi jika aku gagal?" atau "Apa yang mereka pikirkan tentangku?" Pertanyaan-pertanyaan itu terus berulang, seperti suara yang mengganggu ketenangan. Akibatnya, tidur menjadi sulit, membuat hari esok terasa semakin melelahkan.

Namun, kecemasan bukanlah sesuatu yang harus dipendam sendirian. Ia adalah bagian dari pengalaman hidup manusia. Dengan menerima dan memahaminya, kecemasan dapat dikelola. Berbicara dengan seseorang yang dipercaya,melatih pernapasan, atau meminta bantuan profesional adalah beberapa cara untuk menghadapinya.Meskipun kecemasan mungkin tidak sepenuhnya hilang,ia dapat dikendalikan, seperti ombak yang perlahan menjadi tenang.
Kecemasan menunjukkan bahwa hidup tidak selalu berjalan mulus, tetapi kekuatan untuk melewatinya selalu ada. Meski gelap membayangi,masih ada cahaya kecil yang terus bersinar, mengingatkan bahwa harapan tetap ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun