Bagian 1Â - Bagian 2 - Bagian 3 - Bagian 4Â
Akil dan Noya lalu beralih untuk main pasir setelah bosan bermain perang-perangan. Ibu Noya tetap mengawasi mereka, sesekali sambil mengerjakan pekerjaan rumah yang belum terselesaikan.
"Noya, saat bermain pasir tidak boleh melempar pasir ya! Kata Ibuku itu sangat berbahaya jika terkena mata," kata Akil memberitahu Noya seperti Ibu Akil memberitahu kepada Akil.
"Iya, Akil. Dan selesai bermain pasir harus mencuci tangan, ya! Supaya kuman tidak bersarang di kuku kita," balas Noya dengan nasehat lain.
Mereka membuat bentuk gunung, istana dan juga rumah dari pasir putih yang sudah lama berada di samping rumah Noya. Pasir putih tersebut sangat bersih dan bebas kotoran binatang lain. Karena Ibu Noya selalu menjaga kebersihan dan selalu mengingatkan siapa saja yang bermain pasir, harus menjaga kebersihan pasir tersebut. Tidak boleh membuang sisa makanan maupun kotoran di atas hamparan pasir putih.
"Noya! Akil! Ayo makan dahulu," panggil Ibu Noya kemudian.
"Nanti, Ibu! Aku belum lapar!" jawab Noya yang menolak ajakan makan Ibunya.
"Tapi ini waktunya makan siang. Setelah itu, tidur siang," lanjut Ibu Noya.
"Tidak mau, Ibu! Aku mau bermain saja. Bermain itu sangat menyenangkan!" jawab Noya yang semakin ngeyel.
"Noya, kamu harus nurut sama Ibumu. Nanti dosa loh!" Akil pun menasehati Noya dengan pelan sembari merapikan pasir-pasir yang dimainkannya barusan.