Mohon tunggu...
Lina WH
Lina WH Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

• Ibu dari seorang anak laki-laki, Mifzal Alvarez.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gantung

8 Desember 2018   12:22 Diperbarui: 8 Desember 2018   12:32 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi :  goo.gl/images/yCt6k7

Cinta kadang mendatangkan sedih
Cinta kadang mendatangkan pilu
Cinta kadang mendatangkan dusta
Bahkan cinta kadang mendatangkan prasangka
Entah, prasangka baik atau buruk
Dan hanya dengan kasih sayang semua akan kembali normal
Hingga akhirnya cinta akan membawa kedamaian hati
Menenangkan jiwa dan meraih asa

Mana yang lebih menyedihkan Rick? Cinta dalam diam, ataukah cinta yang gantung? Gantung tanpa kepastian. Hanya janji, namun saat waktu itu menghampiri, janji tak terucap kembali. Lupakan? Atau bimbangkah? Atau rasa itu juga telah mempermainkan hatimu?

Aku tak mau mengungkap itu. Aku tak mau berharap apalagi mengucap. Ah, Rick! Ternyata kamu bukan pribadi yang aku kira. Jauh bertolak. Aku pikir kamu setia, aku pikir kamu pecinta sejati. Dan aku pikir kamu adalah terbaik dari yang terbaik.

Waktu itu ketika kamu menyatakan, bahwa "tunggulah aku yang akan hadir dan datang kembali untukmu!" Ah, aku terlalu percaya dan aku terlalu berharap banyak. Padahal, kamu telah menjelajahi sebagian belahan dunia. Dan mungkin dalam penjelajahan itu, banyak yang kamu tahu betapa luasnya pilihan itu. Hingga kamu berpikir, tak perlu lagi menoleh janji itu.

Ketahuilah Rick, rinduku kepadamu tiada tepi. Rindu akan hadirmu yang telah singgah di hatiku. Namun, alur yang kamu cipta ternyata tak seperti yang telah terencana. Ah, sudahlah alur telah berbelok. Dan mungkin sengaja kamu belokkan.

Entahlah, ekspresimu sungguh indah saat menemuiku kembali. Tapi kenapa tak kamu ungkap lagi rasa itu? Ataukah hanya aku saja yang tak peka? Aku mau lugas Rick, karena aku bukan perasa apalagi peka. Tapi tatapan matamu yang tajam, sungguh membuatku sakit. Sentuhan tanganmu yang hangat, membuatku tak sabar untuk menunggumu mengucap rasa. Sekali lagi, aku tidak peka Rick. Aku tidak peka atas semua itu. Aku hanya menunggu kata lugas darimu. Hingga jika sudah tak seperti dulu, biarlah aku melabuhkan cintaku kepada yang lain yang tidak sepertimu.

Sungguhkah semua ini Rick? Bahkan aku hanya merasa semua ini hanya mimpi buruk yang pasti berakhir. Aku ingin dirimu yang lugas seperti dulu, bukan penuh misteri seperti saat ini. Ataukah aku yang terlalu berlebih? Jika iya, tampar aku sekeras mungkin. Supaya aku tersadar, dan tidak terus mengharapkanmu.

Namun, kemudian aku tersadar. Bahwa dirimu sudah berbeda, karena dunia yang kamu jelajahi telah luas. Tak sesempit penjelajahanku akan dunia. Pergaulanmu sungguh mengagetkanku. Rick, ini terlalu nyata untuk menjadi semua mimpi. Jika cintaku tertinggal bersama harapan yang hampir menguap. Tapi biarlah terus menguap, hingga aku bisa menemukan cinta yang lain yang tak seperti cintamu yang tak lugas itu.

Lina WH 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun