Mohon tunggu...
Lina Wakhi
Lina Wakhi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

mari membaca, mari menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Hari Olahraga Kurang Begitu Populer?

5 September 2014   16:25 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:32 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Olahraga Nasional

9 Sepetember merupakan Hari Olahraga Nasional. Hal ini kurang begitu popular di kalangan masyarakat dibandingkan dengan Hari Kebangkitan Nasional atau Hari Pahlawan. Iseng, beberapa waktu terakhir saya menanyai sebagian besar murid saya tentang 9 September dan apa yang diperingati hari itu. Hampir semua memiliki jawaban yang sama, tidak tahu.

Apa yang menyebabkan Hari Olahraga kurang begitu populer?

Masyarakat Indonesia pada umumnya, seperti masyarakat Negara berkembang lainnya tidak memasukkan olahraga ke dalam prioritas hidupnya. Bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dan gengsi menjadi hal terbesar yang menyita kehidupan masyarakat Negara berkembang. Keinginan untuk meningkatkan taraf hidup menjadi alasan untuk memoles kulit luar gaya hidup dan melupakan esensi kesehatan jiwa dan raga.

Meskipun pemerintah menggelar hajatan Olahraga Nasional yang dibuka tanggal 9 September, yaitu PON, namun euphoria masyarakat menyambut hari ini tidak sebanding dengan anggaran yang dikeluarkan. Minimnya kesadaran dan semangat masyarakat dalam berolahraga tentu tidak terjadi begitu saja. Kesadaran akan pentingnya olahraga dan semangat berolahraga harusnya ditanamnkan sejak dini. Anak-anak dengan masa keemasannya untuk menyerap dan mengingat sesuatu sangat membutuhkan penjelasan dan pengertian tentang pentingnya olahraga bagi kebutuhan fisik manusia. Namun sayang, sejak dulu hingga sekarang lembaga pendidikan formal di Negara kita terlalu fokus dalam bidang akademik dan menjadikan pelajaran Olahraga sekedar sebagai media hiburan di tengah kepenatan siswa. Ini terlihat di beberapa sekolah pinggiran di desa, yang menggiring siswanya ke lapangan untuk bermain atau lari-lari bebas pada pelajaran olahraga tanpa adanya sosialisasi pentingnya olahraga maupun bagaimana cara olahraga yang benar.

Beberapa tahun terakhir, di kota-kota besar di Indonesia, pemerintah kota semangat mengadakan CFD (Car Free Day) pada hari Minggu pagi. Selain bertujuan untuk mengurangi volume polusi, hal ini juga memberikan ruang bagi masayarakat untuk berolahraga seperti jogging atau bersepeda. Seiring berjalannya waktu, momen ini dibaca oleh para penangkap peluang, sebut saja pedagang, sehingga CFD kini bukanlah sebagai tempat berolahraga namun lebih seperti pasar murah yang menyediakan aneka barang. Sepanjang jalan utama yang ditutup untuk CFD menjadi penuh layaknya lautan manusia. Setiap minggunya, masyarakat yang datang ke CFD memiliki kepentingan dan tujuan yang berbeda, ada yang ingin bersepeda, berkumpul dengan komunitasnya, jalan-jalan, sekedar nongkrong, wisata kuliner atau berbelanja. Namun dari sekian banyak kepentingan, belanja dan kuliner selalu menjadi agenda yang menjadi kepentingan pendamping dari tujuan utama CFD.

Harapan yang populer di Hari Olahraga Nasional

Media nasional tentu mengapresiasi Hari Olahraga Nasional. Hal ini ditandai dengan diliputnya acara-acara olahraga, ditayangkannya pembahasan tentang olahraga, diskusi tentang perkembangan olahraga di Indonesia, atlet-atlet, juga tak lupa disampaikan harapan besar ke depan untuk atlet Indonesia agar semakin mengharumkan nama bangsa. Media seolah mengukuhkan bahwa olahraga adalah milik para atlet, dan olahraga merupakan media perjuangan untuk mengharumkan nama bangsa. Olahraga harusnya menjadi gaya hidup semua orang, tentu bukan untuk mengahrumkan nama Indonesia seperti yang di lakukan para atlet, namun untuk diri sendiri.

Manfaat olahraga

Seperti yang dilansir banyak artikel, olahraga memiliki banyak manfaat antara lain meningkatkan stamina, megurangi kadar stress, memompa jantung lebih baik, juga meningkatkan kapasitas otak. Dengan begitu banyak manfaat olahraga, mengapa masih malas berolahraga? Tentu tidak punya waktu menjadi alasan utama. Padahal menyisihkan waktu 15 menit di pagi hari untuk jogging atau bersepeda bukanlah hal yang sulit dilakukan. Pembentukan niat dan kesadaran bahwa kita butuhlah yang menjadikan masyarakat kita enggan dan sulit berolahraga.

Makna Hari Olahraga Nasional

Hari Olahraga Nasional haruslah menjadi alarm penyemangat untuk berolahraga. Bahwa olahraga adalah kebutuhan fisik manusia. Media dan masyarakat sadar olahraga haruslah bahu membahu menggiring masyarakat untuk menjaga aset terbesar dalam dirinya, yaitu kesehatan. Tindakan persuasif perlu dilakukan secara rutin, konsisten dan terus menerus untuk menciptakan suasana sadar olahraga di kalangan masyarakat. Dengan demikian, Hari Olahraga Nasional bukan hanya sebagai hari dimana PON dibuka namun menajdi euphoria baru bagi masyarakat untuk lebih memperhatikan kesehatan dan kebugaran diri sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun