Oleh Linata Oktaviana
Kesenian tradisional memanglah sudah tak asing bagi kita mulai dari wayang, ketoprak, barongan , tari tradisional dan sebagainya. Pernahkah kalian melihat pertunjukan kesenian tradisional yang ada di daerah kalian ? Â Apa yang kalian suka dari pertunjukan kesenian tersebut? Pernahkah kalian mendengar dan menyaksikan kesenian barongan yang berada di Kabupaten Pati?
Terkadang suatu kesenian memiliki simbol tertentu dalam diekspresikan. Seiring berkembangnya zaman, kebudayaan lokal di Indonesia sangatlah beragam dan bermacam-macam. Salah satunya adalah kesenian tradisional yang tidak asing lagi bagi kita adalah kesenian barongan. Dalam perkembangan arus globalisasi generasi muda harus dapat memodifikasi kebudayaan dan kesenian ini agar tetap belajar jalan di tengah pesatnya arus globalisasi.
Kesenian barongan merupakan kesenian khas dari Jawa Tengah. Salah satu wilayah di Jawa Tengah yang memiliki ciri khas kebudayaan barongan adalah Kabupaten Pati. Kesenian barongan merupakan salah satu kesenian yang sangat populer di kalangan masyarakat sekitar Jawa Tengah terutama di daerah perdesaan. Barongan berasal dari kata "Barong" yang artinya singo barong atau seekor singa besar yang menakutkan.
Kesenian barongan berbentuk tarian kelompok yang menirukan keperkasaan gerak seekor singa raksasa. Kesenian barongan bersumber dari hikayat Panji yaitu suatu cerita rakyat yang diawali dari para prajurit berkuda mengawal Raden Panji atau Asmoro Bandung dan singo barong. Tokoh singo barong merupakan tokoh utama dalam kesenian barongan dan menjadi visualisasi dari semangat perjuangan pada saat itu.
Seni barongan biasanya mempertunjukkan menggunakan tarian tradisional dan iringan musik tradisional. Seni barongan memiliki keunikan tersendiri dalam suatu daerah. Kesenian tradisional barongan sering dipentaskan oleh warga masyarakat Pati untuk keperluan ritual yang dilaksanakan setiap tahun Pada bulan Sura. Kesenian barongan juga dipentaskan dalam acara pernikahan dan acara khitanan. Dalam pertunjukan kesenian barongan di bulan Sura memiliki struktur dan fungsi yang berbeda dalam acara hiburan ataupun pernikahan tergantung dari niat dan tujuannya. Atraksi pemain barongan biasanya terdiri dari 2 orang dengan gerakan yang sangat lincah bahkan terkadang menarik emosional para penonton. Sesekali penonton merasa terjahili oleh barongan karena terkadang pemain barongan mencoba mengusik dan mengejar para penonton sehingga penonton akan berhamburan kesana-kemari hingga tertawa lepas.
Pemain barongan terkadang juga menunjukkan sosok kesurupan atau kesetanan mereka memakai topeng berwajah lucu ataupun seram. Tugas mereka adalah menggoda para penonton agar lari. Disaat barongan terjatuh maka pemain di dalam barongan akan mengalami kesurupan. Hal ini menjadi seni yang yang mistis karena membuat takut para penonton. Terkadang pemain barongan yang kesurupan memecahkan sebuah lampu LED panjang lalu dimakanlah pecahan beling tersebut. Kira-kira beneran dimakan atau hanya trik untuk mengundang para penonton ya?
Tidak hanya atraksi seperti itu yang membuat kagum para penonton, masih ada atraksi-atraksi lain yang dapat membuat kagum penonton. Misalkan atraksi mengupas kelapa, kalau biasanya seseorang mengupas kelapa menggunakan benda tajam berbeda dengan pemain barong yang mengupas buah kelapa dengan giginya, setelah itu kelapa yang sudah dikupas akan dibenturkan ke kepala pemain barongan tersebut. Lalu pemain satunya akan meminum wadah air yang sudah disediakan oleh pemain barongan dan air tersebut akan ditaburi 7 jenis bunga dan 2 pemain lainnya akan dirasuki oleh makhluk halus.
Masyarakat Pati masih sangat antusias setiap kali ada pertunjukan kesenian tersebut bahkan hampir seluruh desa memiliki kelompok atau sanggar seni barongan namun setelah berkembangnya zaman kondisi masa sekarang dan dulu sangatlah berbeda. Kesenian tradisional barongan tidak lagi menjadi pertunjukan yang istimewa lagi bagi masyarakat, bahkan barongan tidak lagi laku untuk memeriahkan acara-acara penting. Kesenian barongan hanya sebagai fungsi ritual masyarakat saja bahkan tidak sedikit dari kelompok seni barongan yang menggunakannya untuk mengamen dan mencari pendapatan.
Peralatan yang digunakan dalam pertunjukan barongan saat ini tidak terpelihara secara baik, barongan di Kabupaten Pati memiliki peminat yang sedikit dan tidak ada generasi yang ingin melanjutkannya. Oleh karena itu kesenian barongan dipandang sebagai kesenian kuno yang ketinggalan zaman dan para generasi muda lebih cenderung memilih budaya yang populer dan modern saat ini. Kebudayaan dan kesenian modern yang muncul dalam belakangan ini menyebabkan kesenian tradisional semakin tergerus oleh budaya zaman sehingga kesenian tradisional makin sulit ditemukan di kota-kota besar.
Jika hal ini terus berlangsung maka masyarakat khususnya di daerah Pati akan semakin tidak mengapresiasi adanya kesenian barongan di daerahnya sendiri. Mereka akan menjadi asing darikesenian dan kebudayaannya sendiri yang telah diwariskan oleh para leluhur hal ini akan menyebabkan dampak buruk yaitu masyarakat akan berlangsung kehilangan jati diri oleh karena itu sebagai generasi muda yang paham akan pelestarian budaya berbagai upaya harus tetap dilakukan dalam melestarikan seni dan budaya di daerah masing-masing ditengah-tengah perubahan zaman dan pengaruh budaya asing yang semakin meluas di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H