Mohon tunggu...
Herlina Butar
Herlina Butar Mohon Tunggu... Administrasi - LKPPI Lintas Kajian Pemerhati Pembangunan Indonesia

Cuma orang yang suka menulis saja. Mau bagus kek, jelek kek tulisannya. Yang penting menulis. Di kritik juga boleh kok. Biar tahu kekurangan....

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Silaturahmi Idul Fitri, Jokowi dan GNPF MUI

27 Juni 2017   15:42 Diperbarui: 28 Juni 2017   00:55 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo saat menerima pimpinan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (25/6/2017).

Silaturahmi pada saat Idul Fitri adalah sebuah suasana tahunan yang biasa diselenggarakan oleh banyak presiden di banyak Negara di istana masing-masing. Silaturahmi sebuah hal rutin.

Silaturahmi adalah  kegiatan yang baik yang bertujuan menyambung komunikasi. Sebuah komunikasi yang telah terjalin baik, komunikasi yang baik tetapi cukup lama terhenti, komunikasi yang sebelumnya baik lalu ada sebuah masalah yang menyebabkan komunikasi itu terputus, hingga komunikasi yang sebelumnya tidak ada dapat menjadi terjalin menjadi komunikasi yang lebih baik dalam sebuah silaturahmi. Apalagi momentum silaturahmi yang dipakai adalah momentum Idul Fitri. 

Hasilnya, komunikasi akan terjalin lebih baik bila memang ada keinginan dari "kedua belah pihak". 

Saya berpendapat, kita tidak perlu memaknai macam-macam atas silaturahmi tersebut. Sah-sah saja, bila kemudian bertebaran foto-foto silaturahmi Jokowi dan GNPF MUI yang dimaknai sebagai upaya rekonsiliasi, atau upaya penitipan pesan-pesan kasus RS atau kasus Buni Yani dan lain sebagainya. 

Sah-sah saja bila GNPF MUI memiliki keinginan untuk bersilaturahmi dengan presiden Jokowi. Keinginan tersebut adalah sebuah keinginan baik sebagai muslim. Presiden Jokowi pun tidak mungkin menolak kedatangan siapa pun yang memang warga Negara untuk datang bersilaturahmi di istana Negara, apalagi saat hari Raya.

Terlepas dari adanya ajakan dari presiden untuk hadir pada acara open house atau tidak, atau adanya undangan atau tidak, kita patut bersyukur bahwa Prof.DR. Quraish Shihab jadi dan tidak batal berkhotbah di masjid Istiqlal. Sholat Ied tersebut ramai  dihadiri sekitar seratus limapuluh ribuan umat Islam. Kita patut bersyukur, bahwa seusai Idul Fitri,warga Jakarta dapat kembali ke kotanya dengan harapan suasana yang lebih sejuk.

Yang terpenting dari semua ini, sikap Jokowi adalah sebuah kewajaran manusia, sama seperti kita. Tentang sikap seorang Jokowi sebagai seorang manusia juga sebagai seorang kepala Negara. 

Tidak perlu dimaknai macam-macam, Marilah kita berbaik sangka. 

Karena silaturahmi pada sesama manusia adalah suasana luar biasa yang diberikan oleh Allah SWT. pada saat Idul Fitri, saat hari kemenangan.

(Herlina Butar-Butar)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun