Mohon tunggu...
linamiftakhur
linamiftakhur Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Kompasianer

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bertahan Ditengah Modernisasi: Paguyuban Sari Roso Tetap Eksis

9 Desember 2024   15:31 Diperbarui: 10 Desember 2024   15:31 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(foto jajanan sari roso, shot on Y12 Vivo Al camera)

Di tengah persaingan makanan modern, Paguyuban Sari Roso di Desa Ploso, kecamatan Selopuro kabupaten Blitar ini tetap bertahan dengan mengandalkan jajanan tradisional khas daerah. Tidak hanya menjadi wadah pelestarian kuliner, paguyuban ini juga menjadi sumber penghasilan utama maupun tambahan bagi banyak warga, termasuk dari desa sekitar.

Melalui kegiatan ini, nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan terus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Seiring berkembangnya waktu, keberadaan Paguyuban Sari Roso desa Ploso ini juga menjadi simbol pelestarian budaya yang tidak hanya diingat, tetapi juga dinikmati oleh generasi muda.

Paguyuban Sari Roso melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari pembuat jajanan hingga pedagang. Beberapa di antaranya bahkan berasal dari desa tetangga yang bergabung untuk memperluas jaringan distribusi. Pak Junaidi, salah seorang pedagang yang tergabung dalam paguyuban ini, mengungkapkan bahwa jajanan tradisional seperti kue cucur, klepon, dan getuk menjadi produk favorit yang laris di pasaran.

Sejarah Paguyuban dan Awal Berdiri

Paguyuban ini mulai didirikan pada tahun 2012 sebagai upaya bersama untuk meningkatkan perekonomian warga. Awalnya, hanya beberapa orang yang terlibat, tetapi kini jumlah anggota terus bertambah. Dengan sistem bagi hasil yang adil dan semangat gotong royong, Paguyuban Sari Roso terbukti tetap eksis hingga kini.

Sistem Distribusi dan Omzet

Proses kerja paguyuban ini cukup sederhana namun efektif. Para pembuat jajanan tradisional memproduksi berbagai jenis kudapan yang dijual ke pedagang dengan harga grosir, misalnya seperti jajanan seharga Rp1.000 dijual dengan harga Rp800. Pedagang mendapatkan keuntungan 25% dari setiap jajanan yang dijual. Omzet yang dihasilkan pun cukup menjanjikan. 

"Omzet rata-rata seorang pedagang bisa mencapai Rp150.000 hingga Rp200.000 per hari, tergantung jumlah pasokan jajanan yang diterima. Dan saat ada momen-momen tertentu, seperti pesanan besar untuk acara desa atau hajatan, omzet tersebut bisa meningkat signifikan" ujar Pak Samsul Arif, Ketua Paguyuban Sari Roso. Secara keseluruhan, omzet pedagang paguyuban ini bisa mencapai sekitar 4 juta atau bahkan lebih per bulannya. Hal ini menunjukkan bahwa jajanan tradisional memiliki potensi besar untuk menjadi ladang bisnis yang menguntungkan.

Selain peran ekonomi, paguyuban ini juga bertujuan melestarikan jajanan tradisional yang semakin tergeser oleh makanan modern. Dengan menjaga kualitas rasa dan inovasi dalam kemasan, Paguyuban Sari Roso mampu menarik perhatian konsumen lintas generasi, mulai dari anak muda hingga orang tua.

Paguyuban Sari Roso juga memiliki tradisi khusus dalam merayakan ulang tahunnya, yang dikenal sebagai "Harlah Paguyuban Sari Roso". Harlah paguyuban biasa dilaksanakan setiap pertengahan bulan Februari. Acara ini biasanya dirayakan dengan berkeliling desa sambil membawa gunungan jajanan tradisional dengan berjoget bersama. Selain itu, dalam harlah paguyuban ini juga diadakan bazar jajanan tradisional serta modern yang selalu ramai pengunjung selama dua malam berturut-turut. Namun, pada tahun 2024, acara tersebut mengalami penundaan dari Februari menjadi Juni. Puncak acara juga sedikit berbeda yaitu dengan menampilkan pembacaan sholawat oleh Habib Ja'far bin Utsman Al-Jufri di depan Masjid Baitul Makmur, Ploso.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun