Judul Buku : Nuroh Memoar Cinta Si Gadis Mesir Â
Penulis : Nusril Muchtadi
Tebal Buku : Â 128 halaman
Penerbit : Pustaka AQ Â Yogyakarta
Tahun Terbit : 2015
ISBN : 978-602-0938-07-3
Novel Nuroh  Memoar Cinta Si Gadis Mesir merupakan karya novel pertama penulis yang dibukukan. Sebelumnya beberapa karya penulis yang sudah diterbikan seperti: antologi puisi Hampa tanpa Makna (2014), antologi cerpen Semua untuk Cinta (2015), Kembalikan Perempuanku, Perempuan di Tapal Batas, Sepatah Kata untuk Tuhan (karya bersama anak-anak Komparatif SMAN 1 Bajeng). Satu lagi novelnya sekarang masih dalam proses penerbitan.
Penulis bernama Nusril Muchtadi, lahir di Sungguminasa pada 16 Juni 1999. Anak pertama dari Suhardi Hafied dan Marlia Dzakir. Sekarang penulis yang kerap disapa Dhidi tinggal di Jalan Sultan Hasanuddin, kabupaten Gowa. Hobinya membaca, menulis, dan menggeluti berbagai komunitas. Lelaki berbakat ini juga penikmat seni dan pegiat sastra dalam Komunitas Penulis Kreatif dan inspiratif (Komparatif ) dan Bengkel Seni.
Nuroh ath-Thahirah Shahib: terlahir sebagai anak petani di Al-Khusus-Qalyubiyah, arah utara kota Cairo Mesir. Sejak kecil telah menghafal 29 juz Al-Quran dengan baik. Dengan kegigihan dan kecerdasannya serta giat belajar di dunia biologi dikarenakan dia ingin menggapai cita-citanya sebagai dokter spesialis. Apalagi impiannya yang ingin duduk di kursi emas AL-Azhar. Sejak itu juga, dia sudah cukup lihai membicarakan  membicarakan tentang cinta kepada teman-teman seusianya.
Sebagai gadis Mesir yang rela meninggalkan bumi tempatnya besar menjadi gadis yang cantik. Suka dan duka bak mentari yang tak pernah ingkar dengannya. Dan bahkan mendatangi bumi suci Palestina. Di sana ujian Tuhan tak lekat pada hamba-Nya, dia ditangkap oleh petugas wanita Israel karena mereka menganggapnya sebagai pasukan jihad Palestins. Selama beberapa hari berada dalam sel yang berukuran 3 x 2 meter saja, dan tak mempunyai ventilasi udara. Dia dipaksa menenggak segelas air seni para wanita zionis itu. Dalam novel ini akan terkuak kisah Nuroh yang mengiba dan sekelumit kisah kehidupannya yang sunyi sepi, dengan sejumlah cobaan.