Saya memiliki orangtua super  yang membanggakan. Ibu kesayangan saya bernama Hj. Hamsina dan ayah hebatku bernama bapak Aris. Meski usia beliau terpaut jauh tapi keduanya sangat sepadan.
Ayahku lahir pada tahun 1945 sementara ibuku lahir tahun 1959, selisih usia beliau sembilan tahun. Beliau dilahirkan di kampung yang sama di Kabupaten Soppeng sebenarnya kedua orangtuaku masih kental hubungan darahnya, bisa dibilang ayahku itu pamannya ibu. Maklum  di kampung pada zamannya seperti itu.
Ayahku seorang PNS di daerah Soppeng, sebuah kabupaten kecil yang unik.Kabupaten Soppeng dijuluki kota Kalong karena pas di tengah-tengah kota ramai bergelantungan Kalong yang bersahabat dengan manusia. Ibuku seorang ibu rumah tangga. Rutinitasnya seperti ibu-ibu rumah tangga yang lain.Ayahku adalah bapak yang sangat mengayomi  keluarga sedangkan  ibu adalah sosok wanita sempurna di mata kami anak-anaknya.
Sebagai seorang PNS, ayah memiliki dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaannya. Meskipun usianya menghampiri pensiun ketekunannya dalam bekerja sangat menginspirasi kami anak-anaknya. Sebelum ke kantor ayah ikhlas jadi tukang ojek . Nurul adik bungsu saya yang duluan diantar ke sekolahnya karena kebetulan SDnya paling dekat dari rumah kami. Saya terakhir diantar karena sebelumnya harus mengantar Elly adik saya yang kedua.
Di kantor ayah sangat dihormati oleh rekan-rekan kerjanya. Itu karena tipe ayah seorang pekerja keras yang disiplin, tegas, dan jujur.Hampir setiap minggu ada saja rekan kerjanya yang datang ke rumah.  Pada umumnya mereka minta pendapat ayah tentang masalah di kantor atau  masalah-masalah keluarga mereka. Begitu juga di antara kami anak-anaknya, ayah bisa dengan cepat memberikan solusi ketika kami curhat tentang masalah yang kami hadapi.
Sama halnya dengan ayah meskipun ibu saya hanya ibu rumah tangga biasa tetapi perannya di rumah sangat berarti bagi kami. Dari jari-jemarinya yang begitu lincah setiap masakan olahan ibu pasti enak. Kami mengenakan pakaian yang rapi, itu karena ibu. Rumah bagi kami bagaikan surga juga karena ibu. Setiap kata yang terlontar keluar dari bibirnya  begitu  bermakna. Kami sangat bangga dan bersyukur kepada Allah karena telah memilih mereka sebagai orang tua kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H