Mohon tunggu...
Lina Kelana
Lina Kelana Mohon Tunggu... -

Dalam pencarian kepadaNya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pengelana Kata

28 Februari 2010   07:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:42 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tak retak cawan menawan
tersusup di sela laut membiru
riuhkan derit senja mengatup di belakang malam yang mulai melayar
sepi tak hentikan menabur
senyap dalam aksara

bubuhkan mantra di setiap sisi lekuk tubuhnya
diamlah kata,
karena cinta menyibak

di sini
dalam cuilan sajak sajak terserak yang hampir penuh dan punah
sedang tetesnya makin menggema

bahasaku mula merayu
di bukit bait ku simpan rindu
menunggu dendang di dendang
sang kelana kata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun