Pagiku yang cerah matahari bersinar
Kugendong tas merahku di pundak
Slamat pagi semua, kunantikan dirimu
Di depan kelasmu menantikan kami....
Guruku tersayang, guruku tercinta
Tanpamu apa jadinya aku
Tak bisa baca tulis mengerti banyak hal
Guruku terima kasihku.....(penggalan syair lagu "Terima kasih Guruku" Afi Yunior)
Senyum simpul, jika saya mendengar penggalan lagu tersebut. Saya jadi teringat peristiwa pagi itu. Anak-anak selalu berlarian berebut untuk masuk kelas bila melihat gurunya hendak masuk kelas. Mungkin, di benak mereka bertanya-tanya hal apa yang akan bu guru ajarkan pagi hari ini....sedangkan di benakku masih diselimuti keraguan "apa yang harus saya ajarkan pada pagi hari ini anak-anakku?".Ironis bukan seorang guru masih ragu mau mengajar apa hari ini?.....Pagi itu seperti biasa saya bimbing mereka bersiap untuk belajar diawali dengan berdoa'mengabsen siswa yang tidak hadir. Sejenak, kemudian saya lontarkan sebuah pertanyaan kepada mereka"Siapa yang hari ini bangun pagi?" Semua berebut menjawab'setelah itu mengalirlah beberapa kalimat dari bibir- bibir mungil itu. Dari pertanyaan tersebut, muncullah jawaban yang beranekaragam. Hingga kami bisa mengembangkan menjadi sebuah tema pembelajaran pada hari ini,dari sebuah pertanyaan tersebut siswa dapat menceritakan aktivas setelah bangun tidur sampai dia berangkat sekolah; siswa dapat menghitung semua aktivitas sepanjang pagi itu; siswa dapat memberikan alasan mengapa aktivitas mandi pagi harus selalu mereka kerjakan;siswa dapat memahami bahwa dengan hanya melipat selimut setelah mereka bangun merupakan sebuah aktivitas membantu or-tu. Nah, tanpa sadar kami telah belajar banyak hal dari sebuah aktivitas di pagi hari, hingga waktu istirahat tiba.
Setelah peristiwa pagi itu saya sadar bahwa proses pembelajaran hendaknya memberi peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis mereka. Peserta didik tidak hanya menjadi objek yang diposisikan sebagai orang yang tertindas, tidak tahu apa-apa, dan harus dikasihani, karena itu harus dijejali dan disuapi.Sebagai guru mari kita " Say No to eksploitasi,indoktrinasi dan brainwashing "terhadap siswa-siswi kita.........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H