Mohon tunggu...
linako febrianti
linako febrianti Mohon Tunggu... lainnya -

simple, rasional.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Santun dalam Mengkritik

29 September 2013   23:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:13 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Kritikan merupakan hal yang tidak akan bisa dilepaskan dalam kehidupan kita sebagai individu. Kritikan akan mengingatkan kita untuk berbuat yang lebih baik lagi ke depannya. Kritikan yang membangun akan sangat bermanfaat sebagai cermin yang mengingatkan. Namun tak jarang juga kritikan akan menyerang psikologis yang mampu berakibat pada menurunnya rasa percaya diri yang dikritik. Apalagi jika secara emosi yang dikritik tidak siap. Hal ini bisa berakibat fatal seperti upaya-upaya bunuh diri.

Masyarakat kita terkenal dengan keahliannya memberikan kritikan terhadap suatu hal. Ini terbukti seperti selalu ramainya media sosial dengan kritik terhadap hot isu. Lebih-lebih soal sepak bola. Hal ini terjadi tentu tak bisa dipungkiri bahwa sepak bola memang merupakan olahraga seluruh umat. Lebih ramai lagi jika berhubungan dengan prestasi sepak bola nasional. Tentu sah-sah saja kita memberikan kritikan terhadap prestasi sepak bola kita. Hal ini tentu tidak terlepas dari buruknya prestasi sepak bola nasional selama puluhan tahun. Serta ditambah pula dengan kisruh yang terjadi dalam asosiasinya, tentu permasalahan tersebut membuat panas hati para suporter timnas. Masalahnya adalah masih banyak ditemui kritikan-kritik yang cenderung mengarah pada hinaan dan menyerang psikologis serta menjatuhkan eksistensi seseorang.

Kritikan semacam itu bisa kita temui dengan mudah di media-media sosial. Yang terdekat yang bisa dilihat mungkin kritikan terhadap pemain-pemain timnas U-23 yang mereka nilai bermain buruk di event ISG 2013. Bahkan pelatihnya pun tidak terlepas dari kritikan. Kritikan yang menarik perhatian saya adalah kritik terhadap striker timnas Syamsir Alam. Miris rasanya membaca tulisan-tulisan bernada mengolok-olok dan merendahkan menurut saya. Kecewa boleh tapi harus selalu ada apresiasi untuk sebuah usaha seseorang. Jika mengkritik maka gunakanlah kalimat-kalimat yang pantas dan layak didengar dan dibaca oleh masyarakat. Terlebih gunakan kritik sebagai sebuah masukan terhadap orang yang dikritik bukan malah menjadi sebuah anak peluru yang bisa menembus dada mereka dan menurunkan semangat dan kepercayaan diri mereka. Gunakanlah kalimat-kalimat yang santun dan kata-kata yang membangun.

Kita adalah bangsa yang santun, dan saya rasa di media sosialpun kita tetap harus santun. Kritiklah dengan kalimat-kalimat yang menunjukan kecerdasan akhlak dan pikiran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun