Mohon tunggu...
LINA KHUMAIROH
LINA KHUMAIROH Mohon Tunggu... Guru - Guru PAUD

Harus semangat "Tidak boleh salah start dan kalah start" ,kita pasti bisa melalui semuanya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Bermain Plastisin

2 Februari 2024   12:25 Diperbarui: 2 Februari 2024   12:32 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bermain plastisin (dok. pribadi)

Berkembangnya arus globalisasi, dinamika pendidikan dan kemajuan teknologi yang tidak sepenuhnya membawa pengaruh dan dampak positif bagi  anak. Tanpa disadari kemajuan teknologi seperti penggunaan HP telah mengurangi keaktifan dan koordinasi kerja jemari anak secara keseluruhan. Bagaimana tidak? anak jadi cenderung hanya menggunakan jari jempol dan telunjuknya saja. Dampak dari kebiasaan dan kondisi ini sangat terlihat dan terasa ketika anak memasuki dunia pra sekolah atau Taman Kanak-Kanak, dimana banyak anak yang jemarinya belum trampil, belum lentur, bahkan masih sangat kaku ketika diajarkan teknik memegang pensil yang baik dan benar lalu menggerakkannya. Sehingga perkembangan motorik halus anak tidak berkembang dengan optimal.

Selain penyebab utama belum berkembangnya kemampuan motorik halus anak tersebut ada beberapa penyebab lain,diantaranya:

  • Kurangnya pembelajaran yang kreatif dan inovatif dari guru.
  • Media dan alat permainan yang disiapkan guru tidak menarik minat anak.
  • Guru tidak memberi contoh sebelum anak kegiatan. Guru hanya menunjukkan hasil yang sudah jadi untuk di contoh anak saja.

Kegiatan pembelajaran ini berfokus untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak di Kelompok B2 TK Muslimat NU 74 Nurul Jadid banyuwangi Manyar Gresik, upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan kegiatan bermain plastisin. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut ada beberapa tantangan yang berkaitan dengan plastisin,yaitu:

  • Media bahan plastisin yang membuat sendiri tidak tahan lama dan cepat mengeras
  • Anak yang belum terbiasa menggunakan plastisin akan bingung cara menggunakannya.
  • Kurangnya stimulus pada perkembangan motorik halus anak
  • Kebiasaan,pola asuh dan pola didik dalam keluarga sangat jarang memberikan pelatihan yang melibatkan kerjasama jari jemari secara utuh, anak cendrung menggunakan alat –alat digital seperti laptop,HP dan lain lain yang hanya melibatkan kinerja salah satu jarinya saja.

Guru melakukan inovasi di kelas dengan mengajak anak bermain Plastisin pada Topik Buah  dengan kegiatan mengajak anak bermain membuat buah sesuai imajinasi dan keinginan anak. Adapun tujuan kegiatan ini adalah:

  • Bermain plastisin dapat membantu menstimulasi kelenturan dan kekuatan otot-otot halus pada pergelangan tangan dan jari-jemari anak.
  • Anak mendapatkan stimulasi seperti latihan motorik halus akan berkembang lebih cepat dan baik.
  • Pembelajaran lebih aktif dan interaktif.
  • Kegiatan berbasis proyek memungkinkan anak-anak terlibat secara aktif mereka dapat belajar sambil bermain dan bereksplorasi membuat bentuk-bentuk dari plastisin sesuai imajinasi dan kreatifitasnya.
  • Pembelajaran lebih menyenangkan dan bermakna bagi anak.
  • Pembelajaran ini bisa menjadi inspirasi bagi teman sejawat yang lain untuk menyediakan bahan pembelajaran yang bervariasi.

Membentuk plastisin menjadi buah (dok. pribadi)
Membentuk plastisin menjadi buah (dok. pribadi)

Terlihat dari pembelajaran berlangsung terdapat peningkatan aspek perkembangan motorik halus anak yaitu dari 5 anak yang kemampuan motorik halusnya belum berkembang sekarang tinggal 1 anak yang masih belum berkembang dengan optimal.

Dengan mengetahui tingkat keberhasilan saat kegiatan bermain plastisin ini dapat menjadi bahan evaluasi dan pertimbangan saya terhadap kegiatan pembelajaran selanjutnya. 

Penulis ; Lina Khumairoh,S.Pd

 Guru TK Muslimat NU 74 Nurul Jadid Banyuwangi Manyar Gresik

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun