Mohon tunggu...
Lina AlfinaSyahriana
Lina AlfinaSyahriana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/ mahasiswa

saya seorang yang disiplin dengan waktu, dan saya menyukai hiburan seperti musik, film dan drama

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pahami PCD Sebelum Kamu Nonton Konser Musik

22 Juli 2023   13:37 Diperbarui: 22 Juli 2023   13:43 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi orang yang terkena gangguan PCD (Sumber: https://m.traveloka.com/id-id/explore/tips/pl-gejala-post-concert-depression/250566)

Siapa di antara kalian yang telah menghadiri konser awal tahun ini ? Setelah melalui masa pandemi yang menyebabkan banyak konser dibatalkan. Tahun 2023 ini menjadi tahun yang di mana konser-konser bermunculan, mulai dari penyanyi Indonesia, Amerika sampai Korea Selatan. Sehingga mungkin kalian merasa bingung ingin menonton yang mana. Apa kalian pernah merasa hampa, sedih, bahkan kesepian setelah konser idola kita selesai ? Jika pernah, maka saat itu kalian sedang mengalami Post-Concert Depression. Apa itu Post-Concert Depression ? Apa saja faktor yang menyebabkan PCD? Bagaimana cara mengatasinya ? Jangan kawatir karena artikel ini akan membahas seputar Post-Concert Depression. Yuk, kita simak penjelasanya!

PCD atau Post-Concert Depression merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan perasaan sedih, kekosongan atau hampa, dan kekecewaan yang dialami setelah menonton konser. Ini merupakan reaksi emosional yang umum terjadi setelah pengalaman yang intens dan memuaskan seperti itu. PCD sering muncul pada seseorang yang telah menghadiri konser idolanya yang telah ia nantikan cukup lama. Selama konser, individu akan merasa euforia yang tidak dapat dirasakan kembali. Namun setelah konser berakhir, mereka akan merasa kehilangan, kosong dan kecewa. Perasaan ini menimbulkan dampak negatif pada keseharianya, dimana individu akan merasa sedih berkelanjutan sehingga sulit kembali ke realita kehidupannya. PCD juga dapat berdampak negatif terhadap fisiknya. Perasaan sedih dan hampa yang dialaminya menyebabkan penurunan nafsu makan, perasaan lelah yang berkepanjangan dan kesulitan untuk tidur.

Fase PCD terbagi menjadi tiga, denial, depression, dan bargaining. Diawali perasaan denial atau menolak percaya bahwa konser telah berakhir dan memerlukan waktu untuk menikmati konser selanjutnya. Setelah individu menyadari bahwa konser sudah berakhir, ia akan merasa depresi, seperti sedih, kecewa, kesepian, dan hampa dalam melakukan aktivitas sehari-harinya. Meskipun ia menonton konten-konten lain tentang idolanya, ia tidak merasakan hal serupa yang ia alami ketika mendatangi konser. Kemudian pada kondisi, individu akan melihat kenangan-kenangan selama konser, seperti foto dan rekaman video. Hal ini termasuk salah satu cara untuk melewati fase bargaining untuk mengatasi rasa sedih dan hampa yang dialaminya.

Beberapa faktor yang mungkin menyebabkan PCD, yaitu pertama kehilangan kegembiraan. Kedua akan timbul perasaan kehilangan. Dalam setiap konser sering kali menciptakan chemistry (keterikatan) antara idola dan penggemarnya. Sehingga setelah konser berakhir, rasa kehilangan dapat muncul karena hubungan tersebur berakhir. Ketiga kondisi fisik yang kelelahan. Durasi saat konser sering kali berlangsung dalam waktu yang panjang dan energi yang tinggi.

Meskipun PCD bisa menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan, penting untuk diingat bahwa perasaan ini bersifat umum dan sementara. Dikutip dari Choose Therapy, terdapat beberapa cara untuk mengatasi Post-Concert Depression.  Pertama yaitu dengan bersyukur. Kedua berkumpul dan terhubung dengan penggemar lain. Ketiga membuat kolase sebagai kenang-kenangan. Keempat menemukan sesuatu untuk dinanti-nantikan. Contohnya adalah melakukan aktivitas baru atau melakukan aktivitas yang disukai namun sudah lama tidak dilakukan. Kelima membuat jadwal untuk bersenang-senang.

Sebagai penulis, saya menyarankan untuk menyadari dan mengatasi perasaan "post-concert depression" dengan berbicara kepada orang terdekat, terlibat dalam kegiatan positif, dan menyimpan kenangan indah dari konser. Kelola harapan dan emosi sebelum acara untuk menghadapi dampaknya dengan lebih baik. Semoga pengalaman konser tetap menjadi kenangan indah dan menginspirasi dalam kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun