Mohon tunggu...
Lina Lidia
Lina Lidia Mohon Tunggu... -

Love books (reading, writing, story telling) and try to be a good writer...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ilmu vs Harta

19 Januari 2011   23:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:23 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam suatu kesempatan, Nabi Muhammad SAW bersabda :
"Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya"

Ketika orang-orang yang keluar dari agama Islam mendengar hadist ini, mereka hendak mebuat tipu daya terhadap Ali. Sepuluh orang tokoh mereka berkumpul dan berkata, "Kami bertanya satu permasalahan saja, dan kami ingin tahu bagaimana ia menjawabnya. Seandainya Ali mampu menjawab masing-masing dari kita dengan jawaban yang berbeda-beda, maka kami mengakui bahwa ia memang pandai sebagaimana yang disampaikan Muhammad."
Kemudian salah seorang di antara mereka datang dan bertanya, "Wahai Ali, apakah ilmu lebih berharga daripada harta?"
"Tentu, ilmu lebih berharga daripada harta," jawab Ali dengan bijak.
"Mana buktinya?"
"Ilmu adalah warisan para nabi, sementara harta adalah warisan Qarun, Syadad, Fir'aun, dan yang lain," jawab Ali.
Lantas, laki-laki itu pergi dengan membawa jawaban tersebut. Setelah ia pergi, laki-laki lain datang dengan pertanyaan yang sama.
"Ilmu lebih utama daripada harta," jawab Ali.
"Mana buktinya?" tanya laki-laki tersebut.
"Ilmu menjagamu, sedangkan harta, engkaulah yang menjaganya," jawab Ali.
Mendengar jawaban itu, laki-laki tersebut pergi. Tidak selang beberapa lama, salah seorang di antara mereka kemudian datang dan bertanya dengan pertanyaan sama seperti yang diutarakan teman-teman sebelumnya.
"Ilmu lebih utama daripada harta," jawab Ali.
"Mana dalilnya?" tanya laki-laki ketiga.
"Pemilik harta mempunyai banyak musuh, sedangkan pemilik ilmu mempunyai banyak sahabat," jawab Ali.
Laki-laki tersebut pergi dengan membawa jawaban tadi. Laki-laki lain datang kepada Ali dengan menyampaikan pertanyaan yang sama.
"Ilmu lebih utama daripada harta," jawab Ali.
"Mana dalilnya?"
"Apabila engkau membelanjakan harta, ia jelas akan berkurang. Sementara, apabila engkau menyebarkan ilmu, maka ilmu itu akan bertambah," jawab Ali.

Ia pun pergi dari hadapan Ali dengan membawa jawaban tersebut. Kemudian, laki-laki lain datang kepada Ali dengan pertanyaan yang sama.
"Ilmu lebih utama daripada harta," jawab Ali.
"Apa buktinya?"
"Pemilik harta kadang dipanggil dengan panggilan bakhil dan rendah, sedangkan pemilik ilmu dipanggil dengan panggilan agung dan mulia," jawab Ali.
Laki-laki itu pergi dari hadapan Ali dengan membawa jawaban tersebut. Kemudian, laki-laki lain datang kepada Ali dengan pertanyaan yang sama.
"Ilmu lebih utama daripada harta," jawab Ali.
"Apa buktinya?"
"Harta dijaga dari pencuri sedangkan ilmu tidak dijaga dari pencuri," jawab Ali.
Ia pun pergi dari hadapan Ali dengan membawa jawaban tersebut. Kemudian, laki-laki lain datang kepada Ali dengan pertanyaan yang sama.
"Ilmu lebih utama daripada harta," jawab Ali.
"Mana dalilnya?"
"Pemilik harta dihisab kelak pada hari kiamat, sedangkan pemilik ilmu ditolong (mendapat syafaat) pada hari kiamat," jawab Ali.

Lalu, laki-laki itu pergi dengan membawa jawaban tersebut. Kemudian laki-laki lain datang dengan pertanyaan yang sama.
"Ilmu lebih utama daripada harta," jawab Ali.
"Mana dalilnya?"
"Harta akan habis jika didiamkan dan dibiarkan, sedangkan ilmu tidak akan habis dan rusak," jawab Ali.

Lalu, laki-laki itu pergi dengan membawa jawaban tersebut. Kemudian laki-laki lain datang dengan pertanyaan yang sama.
"Ilmu lebih utama daripada harta," jawab Ali.
"Mana dalilnya?"
"Harta dapat membuat hati keras sedangkan ilmu dapat menerangi hati," jawab Ali.

Lalu, laki-laki itu pergi dengan membawa jawaban tersebut. Kemudian laki-laki lain datang dengan pertanyaan yang sama.
"Ilmu lebih utama daripada harta," jawab Ali.
"Mana dalilnya?"
"Pemilik harta menganggap dirinya pemilik karena hartanya, sedangkan pemilik ilmu mengakui diri menghamba," jawab Ali.

"Seandainya mereka bertanya lagi kepadaku tentang hal ini, maka aku akan menjawab dengan jawaban yang berbeda-beda, selama mereka masih hidup," ucap Ali ra. Kemudian, mereka datang dan masuk Islam.

(dikutip dari buku " Ushfuriyah (Burung-burung Kehidupan)" karya Muhammad bin Abu Bakar Al 'Ushfuri)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun