Mohon tunggu...
Lina Hardianti
Lina Hardianti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Budaya Konstan Pengedok Negara

3 November 2016   08:48 Diperbarui: 3 November 2016   09:36 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Korupsi dapat diartikan tindakan kejahatan yang merugikan berbagai pihak dan membawa nuansa buruk pada perkembangan suatu negara. Kasus korupsi beraneka ragam mulai dari birokrasi, pemerintahan, perusahaan bahkan industri-industri. Dalam hal ini mengambil kasus korupsi yang terjadi di Industri Farmasi atas temuan PPATK dengan memberi uang Rp 600 Miliar pada orang dalam dari Pabrik Farmasi di Palembang yang memnyebabkan penggunaan obat di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan dengan negara lain. Dari kasus tersebut tentunya melahirkan dampak atau akibat yang ditimbulkan antara lain:

  • Ditinjau dari segi ekonomi, yakni melemahnya pertumbuhan ekonomi dan rendahnya tingkat produktivitas. Hal ini jelas terjadi di lingkup Industri Farmasi yang berpenggaruh dalam aktivitas produksi.
  • Ditinjau dari segi sosial kemasyarakatan, yakni mahalnya pelayanan jasa (jasa pengobatan) dan meningkatnya kriminalitas (tindak kejahatan). Hal ini jelas terjadi pada kalangan pasien yang mau berobat, untuk mendapatkan uang mereka harus bersusah payah dengan lapangan kerja yang minim.
  • Ditinjau dari segi otoritas pemerintah, yakni birokrasi yang tidak memadai (buruk). Hal ini jelas terjadi pada birokrat Industri Farmasi yang bersifat terbuka tanpa harus diranah terlebih dahulu dalam menangani masalahan. Apalagi hubungannya dengan uang, siapa yang gak peduli dengan uang? Pastilah semua orang peduli dengan uang yang diberikan secara cuma-cuma.
  • Ditinjau dari segi politik dan demokrasi, yakni melahirkan kepemimpinan korup dan robohnya kedaulatan rakyat. Hal ini jelas terjadi di kalangan Industri Farmasi yang mau menerima suap kemudian memunculkan jiwa korup serta kesejahteraan rakyat menjadi ancaman kedepannya.
  • Ditinjau dari segi penegakan hukum, yakni hilangnya kepercayaan rakyat dengan lembaga negara. Hal ini jelas terjadi pada kalangan pasien yang beranggapan bahwa pelaku korup sudah terlihat tetapi penegak hukum tidak segera menyelesaikan perkaranya malah seolah-olah diperlambat jalannya.
  • Ditinjau dari segi keamanan dan pertahanan, yakni kuatnya kekerasan dalam masyarakat. Hal ini jelas terjadi di kalangan pasien yang sulit dikendalikan oleh aparat menanggapi kasus korup Industri Farmasi di samping pelayanan jasa yang mahal, kemudian langkah lanjutan adalah melakukan kekerasan baik pada keluarganya maupun masyarakat sekitar.
  • Ditinjau dari segi kerusakan lingkungan, yakni masuknya limbah B3 secara ilegal dan berbagai ragam penyakit. Hal ini jelas terjadi di Industri Farmasi yang apabila selesai melakukan aktivitas produksi limbah yang dihasilkan di buang sembarangan tanpa diolah terlebih dahulu.

Dengan melihat kasus korupsi dan dampaknya di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang memiliki kedudukan (kaya) akan semakin kaya sedangkan orang miskin akan semakin miskin. Kalangan miskin akan semakin tertindas dan dirugikan oleh para penguasa atau pelaku korupsi yang tidak bertanggung jawab dan malah lebih mementingkan kebutuhan pribadi dari pada memikirkan masyarakat banyak dan negara.

Semoga bermanfaat!

Sekian dan terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun