Semarang - Produksi sampah di Indonesia baik sampah domestik ataupun plastik yang terus meningkat setiap tahunnya jika tidak diatasi akan menjadi masalah yang semakin besar. Hal ini diperparah dengan pandemi dimana  produksi sampah medis juga semakin tinggi. Masalah sampah dapat diatasi oleh siapa saja dan dapat dimulai sedini mungkin.
Hampir semua orang paham bahwa sampah itu buruk, namun tidak semuanya tergerak untuk mengelola sampah dan memahami bagaimana pengolahan sampah yang baik dan benar. Oleh karena itu Lina sebagai salah satu anggota Kampus Mengajar Angkatan 2 di SMP Negeri 41 Semarang ingin memberikan edukasi sederhana mengenai pengolahan sampah yang dapat dilakukan oleh remaja usia sekolah.
Transfer learning ini diawali dengan penayangan video dokumentasi pribadi mengenai keadaan TPA Jatibarang untuk menunjukkan realita yang sesungguhnya tumpukan sampah yang diproduksi oleh warga Kota Semarang.Â
Dilanjutkan dengan materi-materi yang sudah disiapkan mulai dari berapa banyak sampah, akibat jika sampah tidak dikelola dengan baik, bagaimana cara mengurangi sampah dengan cara yang sederhana, hingga proses pengelolaan sampah yang dapat dilakukan oleh siswa-siswi. Materi ini sudah tertuang di modul yang nantinya modul ini akan disebarluaskan ke siswa-siswi.
Kegiatan diakhiri dengan simulasi pembuatan pupuk kompos sederhana yang berasal dari  sampah dapur dan dedaunan jatuh yang ada di depan kelas dengan aktivator dari air cucian beras dan wadah yang digunakan yaitu toples bekas.Â
Simulasi ini hanya dilakukan oleh Lina dan siswa-siswi lain memperhatikan, hal ini dikarenakan terbatasnya waktu dan situasi pembelajaran yang terbatas dengan protokol kesehatan. Selain itu, terdapat tanya jawab dan kuis sederhana untuk melihat seberapa jauh materi yang diterima oleh siswa siswi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H