Mohon tunggu...
Lintang Wisesa Atissalam
Lintang Wisesa Atissalam Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Lo there. My name is Lintang. Now, I'm a student of Physics, Gadjah Mada University. Writing here and joining Kompasiana makes me grab the world :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Grebeg Syawal, Tradisi Lebaran Yogyakarta

29 Agustus 2011   16:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:22 5047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari Sabang sampai Merauke, masing-masing mempunyai tradisi unik dalam menyambut hari raya ‘Idul Fitri. Yogyakarta sebagai salah satu daerah unggulan di Indonesia pun memiliki tradisi Lebaran yang masih lestari hingga kini, tradisi ala Keraton, Grebeg Syawal.

[caption id="attachment_132218" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber: nasional.vivanews.com"][/caption] Grebeg Syawal adalah upacara adat keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang diselenggarakan tiap 1 Syawal penanggalan Hijriyah, atau bertepatan dengan hari raya ‘Idul Fitri. Upacara ini biasanya dilangsungkan di sekitar Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta seusai dilaksanakannya sholat ‘Idul Fitri berjama'ah.

Tradisi Grebeg Syawal merupakan simbol Hajad Dalem (sedekah) serta kedermawanan Sultan kepada rakyatnya. Inti upacara ini adalah pelepasan Gunungan Lanang yang kemudian diperebutkan oleh masyarakat. Sebelum dilepas, Gunungan Lanang terlebih dahulu diarak dari Pagelaran Keraton Yogyakarta menuju halaman Masjid Agung Kauman untuk didoakan. Arak-arakan khas Keraton ini tentunya menjadi daya tarik tradisi dalam upacara Grebeg Syawal.

Usai penghulu Masjid Agung Kauman memanjatkan doa kesejahteraan, Gunungan Lanang pun dilepas kepada masyarakat. Konon, sesaji berisi beraneka hasil bumi yang disusun membentuk kerucut ini mampu membawa keberuntungan. Walhasil setelah dilepas, Gunungan Lanang menjadi bahan rebutan massa.

Sementara rakyat saling berjibaku memperebutkan isi Gunungan Lanang, pihak Keraton menggelar upacara Ngabekten Sungkeman Abdi Dalem Kakung. Tradisi ini tak ubahnya tradisi khas Lebaran suku Jawa, sungkeman. Bedanya, tradisi ini melibatkan kerabat Keraton Yogyakarta, Bupati, dan Walikota di provinsi DIY untuk melakukan sungkem kepada Sri Sultan Hamengkubuwono.

Penyelenggaraan Grebeg Syawal 1432 H dilangsungkan pada Rabu, 31 Agustus 2011. Tradisi yang telah bertahan puluhan tahun lamanya ini patut terus dilestarikan. Mari ambil bagian dalam tradisi unik ini. Entah hanya sekedar sebagai pengamat budaya, atau turut serta berjibaku berebut berkah.

Sugeng riyadi, matur nuwun (selamat hari raya, terima kasih).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun