Mohon tunggu...
Lim Hendra
Lim Hendra Mohon Tunggu... Guru - Dosen, Pelatih dan Pembicara

Sedang belajar untuk menjadi lebih baik setiap hari

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Di Antara Pilihan-pilihan

20 Agustus 2019   14:56 Diperbarui: 20 Agustus 2019   15:13 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
theodysseyonline.com

Bangun atau lanjut tidur,  belok kiri atau kanan, pergi atau tinggal. Hidup sering menghadapkan kita pada pilihan. Kadang, pilihanya mudah namum kadang sangat sulit. Sulitnya sampai membuat langkah berhenti di suatu persimpangan. Melangkah kemana pun bingung.  Ketika hati sudah menetapkan ke kiri, muncul bisikan untuk ke kanan. Saat hendak ke kanan, suara-suara kecil mengingatkan untuk ke kiri. Serba bingung.  Benar-benar bingung. Apa yang mau dilakukan.

Bingung dan diam di tempat, hanya membuat langkah kita terhenti. Semakin lama bingung dan diam, kita semakin tertinggal jauh di belakang.  Saat waktu sudah berjalan semakin jauh, kita masih di tempat yang sama.

Teringat satu nasihat unik dari Ajahn Brahm. Dia memberikan petunjuk untuk mengikuti kata hati. Caranya sederhana. Ambil satu buah koin. Tetapkan pilihan di dalam hati. "Bila hasilnya gambar saya aka lanjut, bila hasilnya angka saya akan berhenti." Lemparkan koin dan lihat hasilnya.  

Bila hasilnya adalah gambar dan hati senang, maka itu adalah pilihan dari hati, pilihan yang sejati. Bila hasilnya adalah angka, dan hati berkata" Kok angka, kenapa tidak gambar. Saya mau ulang sekali lagi," maka ini berarti pilihan sejatinya adalah Gambar. Mantapkan pilihan untuk lanjut. Ini solusi sederhana ketika hati sedang bingung menetapkan pilihan.

Lalu, apakah keputusan itu adalah yang paling benar. Apakah ke kiri lebih baik daripada ke kanan? Atau malah sebaliknya. Ini kabar gembiranya. Tidak ada pilihan yang buruk, yang adalah konsekuensi. Ke kiri maupun ke kanan, masing-masing ada akibat. Tanpa memilih,  misteri di masa depan tidak akan terjawab. Pilihan kita mungkin bukan yang terbaik, tapi kita telah membuat keputusan berdasarkan kata hati.

Apabila keputusan itu bukan yang terbaik, selalu ada ruang dan kesempatan untuk dapat melakukan perbaikan dan perubahan. Inilah indahnya proses bertumbuh dalam kehidupan. Dari keputusan, kesempatan bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dimulai. Rangkul kesalahan. Maafkan diri yang telah mengambil jalan yang keliru. Ambil langkah untuk mengubah keputusan dan mengejar ketertinggalan.

Hendra Lim

Wihara Sakyawanaran, Pacet

18 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun