Mohon tunggu...
Limantina Sihaloho
Limantina Sihaloho Mohon Tunggu... Petani - Pecinta Kehidupan

Di samping senang menulis, saya senang berkebun, memasak (menu vegetarian), keluar masuk kampung atau hutan, dan bersepeda ontels.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rukun Negara Malaysia

9 April 2010   13:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:53 1498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_114801" align="alignleft" width="300" caption="Mobil Partai Pertubuhan Kebangsaan Malaysia sedang parkir di Gurney Drive, Jum'at 09/03/2010 (Foto oleh: LTS) "][/caption] Barusan saya dan adek saya menyusuri pedestrian di Gurney Drive, George Town, Penang. Ada yang menarik: sebuah mobil partai sedang parkir di tepi jalan raya tak jauh dari Gurney Plaza. Saya jarang saya lihat di Penang ini ada mobil partai, baru kali ini. Kalau di Indonesia kan dah biasa kita lihat berbagai mobil berseliweran bertempelkan berbagai macam logo, mulai dari logo partai sampai logo-logo lainnya termasuk logo-logo berbau agama. Yang terakhir ini kadang geli membacanya sebab memuat berbagai kategori; dari yang lucu dan menghibur sampai yang menakutkan karena memberi kesan ekslusif bahkan agak sangar, hihii...! Misalnya, saya pernah baca ada logo dan tulisan yang menempel di bagian luar mobil yang bertuliskan: "Jesus is my savior!" Menarik? Mungkin. Tepat di pintu depan sebelah kiri mobil ini ada tulisan "rakyat dihulukan pencapaian diutamakan" yang disampingnya terdapat angka 1 yang diberi warna bendera Malaysia. Rakyat didahulukan pencapaian diutamakan merupakan semboyan partai Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu atau United Malays National Organization (UMNO); partai yang paling berkuasa di Malaysia. Soal nama partai itu dalam bahasa Melayu-Malaysia memang mengundang rasa lucu di perasaan orang Indonesia karena ada kata pertubuhan didalamnya. Itulah "keunikan Malaysia dengan bahasa mereka yang bisa bikin orang Indonesia geleng-geleng kepala; sebaliknya juga? Di pintu tengah, di antara logo berbentuk hati, ada tulisan "budi bahasa" dan "budaya kita". Di bagian samping ada lima butir rukun negara, semacam Pancasila-nya Indonesia  yang berbunyi: 1. Kepercayaan kepada Tuhan 2. Kesetiaan kepada Raja dan Negara 3. Keluhuran Perlembagaan 4. Kedaulatan Undang-undang 5. Kesopanan dan Kesusilaan [caption id="attachment_114812" align="alignright" width="300" caption="Mobil Partai Pertubuhan Kebangsaan Malaysia di George Town, Penang. (Foto oleh: LTS)"][/caption] Kalau kita bandingkan dengan Pancasila: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat dan Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Eh, jadi ingat lagi isi Pancasila yang sudah biasa kita dengar sejak SD;setiap hari Senin dan Sabtu saat upacara bendera, kita mendengarkan kelima sila ini berkumandang dari mulut peserta upacara. Sampai sekarang masih begitu? Biasanya, setahu saya, UUD 45 juga berkumandang saat upacara bendera. [caption id="attachment_114813" align="alignleft" width="300" caption="Lima Rukun Negara Malaysia (Foto oleh: LTS)"][/caption] Hasilnya? Alamaaak....! Kalau kita baca kelima sila Pancila kita dan menjadikannya sebagai tolok ukur untuk menilai kinerja pemerintah, ah, sudah banyak mungkin yang masuk penjara karena gagal menerapkan prinsip sila terutama yang terakhir itu: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila terakhir di Rukun Negara Malaysia mirip dengan sila ke dua dalam Pancasila; Kesopanan dan Kesusilaan -- Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Yang menarik, Rukun Negara Malaysia tak punya yang macam kita punya di dalam Pancasila sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Tak ada. Dalam Rukun Negara Malaysia, yang penting adalah Tuhan, raja, negara, undang-undang dan institusi. Yang terakhir adalah kesopanan dan kesusilaan. Apa ini mungkin sama dengan sila kelima dalam Pancasila? Keadilan sosial bagi seluruh rakyat? Mungkin mereka menganggap bahwa kalau tidak ada keadilan sosial bagi seluruh rakyat maka tidak ada kesopanan dan kesusilaan? :) ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun