[caption id="attachment_30649" align="alignleft" width="300" caption="Kebun sayur Michelle Obama dekat dapur Gedung Putih. (Sumber: http://www.nydailynews.com/lifestyle/food/2009)"][/caption] Saya suka berkebun, sejak kecil. Sedang klik-klik pagi ini di internet, jumpa topik menarik, Michelle Obama membuat kebun sayur organis (organik) di dekat dapur Gedung Putih. Rame-rame, termasuk mengundang anak-anak sekolah untuk ikut bekerja, nanam dan panen. Menarik. Hebat. Inspiratif. Saya suka dengan apa yang dilakukan ibu yang cerdas, cantik dan modis ini. Pegang cangkul dan tanah oke. Waw! Salah satu jenis manusia yang saya suka dan saluti adalah jenis manusia yang suka pegang-pegang tanah alias berkebun. Nanam-nanam gitu. Kalau lihat orang berkebun, nanam atau urus sayur-sayuran, kembang atau tanaman apa saja, batin saya langsung kontak. Lihat kebun sayur di depan rumah orang, saya biasanya langsung berhenti, nengok-nengok dulu. Macam foto di bawah ini yang saya temukan tanpa sengaja ketika jalan kaki. Dalam pikiran saya waktu itu, "Indah betul ini kebun. Bikin macam ini di Indonesia nggak sulit-sulit amat." [caption id="attachment_30655" align="alignright" width="300" caption="Kebun sayur di depan sebuah rumah-kecil di Wuppertal. (Foto oleh LTS)."][/caption] Penduduk di Wuppertal yang tinggal di apartemen-apartemen sebagian boleh menikmati nikmatnya berkebun. Mereka punya lahan-lahan sendiri sekitar 1 km dari apartemen mereka. Di kebun itu ada rumah-rumah kecil, tempat istirahat. Saat musim semi, pemandangan menjadi indah dan segar sebab setiap pemilik lahan yang luasnya tak seberapa berkebun, nanam sayur dan aneka bunga. Michelle mengubah sebagian halaman dekat dapur Gedung Putih yang ditumbuhi rumput dan biasa terpangkas rapi menjadi kebun sayur organik. Ibu ini paham betul apa artinya makan sayuran sehat tanpa pestisida. Saya prihatin juga terutama dengan generasi muda sekarang yang dalam pengamatan saya kurang bergaul dengan tanah kecuali mungkin para mahasiswa/i jurusan pertanian. Semoga mereka mencintai tanah dan tanaman; kritis pada ideologi revolusi hijau yang terbukti gagal dan menimbulkan bencana bagi petani dan tanah pertanian. Di kampung saya lahan-lahan pertanian menjadi tandus karena pupuk-pupuk non-organik selama puluhan untuk menggenjot hasil pertanian. Di negeri ini, entah apa yang terjadi, kemauan berkebun termasuk rendah dalam pengamatan saya. Saya kira tidak sampai 10% warga kita yang punya kebiasaan berkebun di dekat rumah bagi yang memungkinkan. Berkebun di dalam pot juga bisa. Saya pernah bilang sama teman saya, kalau kau tak punya tanah, kau bisa tanam sebiji kacang tanah di dalam pot. Nanti kau bisa lihat bunganya berwarna kuning yang indah. Daunnya juga cantik. Setiap jenis daun kalau kita perhatikan memang cantik dan artistik. Ya, dasar memang nggak biasa berurusan dengan tanah dan tanaman, tetap saja teman saya ini tidak menanam kacang atau biji apapun. [caption id="attachment_30654" align="alignright" width="300" caption="Michelle Obama mengubah sebagian halaman dekat dapur Gedung Putih menjadi kebun sayur. (Sumber: http://www.whitehouse.gov/blog/09/03/20/spring-gardening/)"][/caption] Saya suka dengan rumput yang hijau yang terpangkas rapi tetapi saya lebih suka kalau paling tidak sebagian areal seperti itu kita ubah menjadi kebun sayur organik. Macam yang dilakukan oleh Michelle Obama. Tanah tetap subur dan hasilnya berguna untuk kita. Bahkan, kalau pun orang tinggal di kota besar, tanam ubi jalar di dalam pot saja bisa; daunnya bisa untuk kita sayur. Enak dan gizinya bagus. Tumbuhnya juga mudah. Saya pernah coba waktu di Medan, hehe. Kalau kita punya halaman yang ada tanahnya (ada juga halaman yang disemen loh), kita bisa berkebun. Walau beberapa meter saja, dua meter saja pun bisa kita manfaatkan. Salah satu yang mudah tumbuh dan tahan lama adalah singkong; kita tancapkan saja di tanah dia akan berdaun. Kalau kita petik daunnya untuk sayur, dia akan bertunas dan bertunas lagi. Mau coba? ***
![](/DOCUME~1/Personal/LOCALS~1/Temp/moz-screenshot-4.jpg?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI