Mohon tunggu...
Limantina Sihaloho
Limantina Sihaloho Mohon Tunggu... Petani - Pecinta Kehidupan

Di samping senang menulis, saya senang berkebun, memasak (menu vegetarian), keluar masuk kampung atau hutan, dan bersepeda ontels.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ketika George Junus Aditjondro Berada di Kampung Ramadhan Pohan

21 Februari 2010   05:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:49 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

GEORGE JUNUS ADITJONDRO DAN SUMATERA UTARA Bulan lalu George Junus Aditjondro (GJA) lewat di Pematang Siantar. Keberadaan GJA di kota ini sama sekali tak ada hubungan dengan Ramadhan Pohan. GJA sendiri sudah kerap berada di kota ini. [caption id="attachment_78645" align="alignleft" width="300" caption="Warga Pematang Siantar antusias dan senang berjumpa George Junus Aditjondro. (Foto oleh: LTS) "][/caption] Ada saat di mana beliau perlu ke kota, di sekitar Jl Sutomo dan Jl Merdeka untuk beli koran (surat kabar). GJA sudah sengaja memakai topi koboi yang besar sehingga tidak mengundang perhatian orang-orang yang sedang berlalu lalang atau sedang mengerjakan pekerjaan mereka. Ternyata, di hampir semua jalan yang GJA lalui, banyak warga Siantar yang mengenalnya. Sebagian ada yang terpana melihat kok GJA berada di kota ini? GJA sebenarnya sudah lama bolak-balik ke Sumatra Utara antara lain untuk urusan penelitian. Hanya saja, setelah penerbitan bukunya Gurita Cikeas, masyarakat umum jadi lebih mengenalnya. Orang Siantar bisa jadi punya kesan tersendiri pada GJA sebab Ramadhan Pohan adalah juga orang Siantar. Para pemimpin gereja yang ada di Sumut juga kenal baik dengan GJA; sebagian para pemimpin gereja ini dulu pernah berkuliah di UKSW tempat GJA pernah mengajar sebagai dosen. APA KATA MEREKA? [caption id="attachment_78646" align="alignright" width="300" caption="Warga gereja di Sumut mendukung pekerjaan GJA memperbaiki kualitas Indonesia melalui penelitian-penelitiannya. (Foto oleh: LTS) "][/caption] Pengamatan saya menunjukkan, warga Siantar antusias dan senang melihat GJA. Sebagian malah lebih dari sekedar senang dan antusias; terkagum-kagum! Seorang bapak berusia sekitar 50-an tahun langsung mendatangi GJA dan menyatakan rasa hormatnya kepada GJA. Seorang tukang parkir dengan suka cita tidak hanya melempangkan jalan yang ramai agar GJA bisa lewat tetapi juga mengantar GJA sampai seberang jalan. Seorang ibu penjual jus buah antusias berbicara dengan GJA. Seorang tukang jual koran senang dan tak menduga akan melihat GJA secara langsung setelah beberapa saat membandingkan gambar GJA di dalam salah satu koran yang sedang dia jual dengan GJA yang sedang lewat dan bertopi koboi. Anak-anak muda senang melihat George di toko buku, di apotik. Mereka langsung kenal GJA. Bisa saja media massa memang telah turut membuat GJA lebih kita kenal belakangan ini terutama karena buku Gurita Cikeas. Satu hal penting yang saya amati adalah respon antusias dan positif orang-orang biasa, anggota masyarakat biasa terhadap GJA yang secara langsung tak ada hubungan dengan Partai Demokrat dan hal-hal yang GJA sebutkan dalam Gurita Cikeas. [caption id="attachment_78647" align="alignleft" width="300" caption="Seorang tukang parkir (berkemeja oranye) membantu GJA (yang bertopi koboi) menyeberangi jalan raya di Pematang Siantar. (Foto oleh: LTS) "][/caption] Penelitian GJA menunjukkan betapa masyarakat Indonesia, rakyat banyak pada umumnya, yang tak memilik jabatan dan kekuasaan di negara ini kecuali saat pemilu, mengalami kerugian yang besar akibat korupsi dan penyelewengan penyelenggaraan negara ini. Jadi masuk akal kan kalau rakyat biasa di negeri ini antusias dan menyambut positif pekerjaan GJA membongkar kasus-kasus korupsi? GJA lulusan doktor dari Cornell University; tentu saja GJA mengetahui dengan baik kaidah-kaidah penelitian. Terus terang saya geli melihat sebagian orang-orang yang konon terpelajar di Indonesia ini yang begitu meributkan soal metode penelitian dalam Gurita Cikeas. Dasar kaum terpelajar terjajah, pikir saya dalam hati. Ada jutaan hasil penelitian yang metode penelitian "baku" membusuk di perpustakaan-perpustakaan di negeri ini nggak pernah orang baca. GJA tentu tak mau bikin buku bernasib sama. Lagipula, metode hanya alat kan. Kalau orang lebih mementingkan metode penelitian macam apa apalagi yang harus tunduk dengan metode seabad yang lalu yang sekarang masih umum berlaku di berbagai universitas, itu namanya orang rada-goblok. Zaman sekarang ada banyak cara untuk meneliti. "Kita punya panca indra; kita bisa gunakan ini semua untuk melakukan penelitian. Jangan hanya pakai satu atau dua", begitu kata GJA sekali waktu. "Sekarang dengan kemajuan teknologi dan jejaring yang semakin mudah, ada banyak metode dan cara untuk mengumpulkan data," lanjut GJA. Buku GJA berjudul Gurita Cikeas itu bermasalah dalam hal metode penelitian, isi email seorang pekerja media di Jakarta. Saya tak balas karena saya malas lihat orang yang meributkan metode penelitian GJA dalam Gurita Cikeas. Dalam hati saya untuk si pekerja media di Jakarta ini: "Eeeee! Makanlah metode kau itu!" Saya bisa maklum mengapa Ramadhan Pohan datang tanpa undangan ke peluncuran buku tanggal 30 Desember 2009 di mana dia menerima sebuah tindakan yang tak menyenangkan dari GJA atas ulahnya sendiri yang mengatakan bahwa data-data dalam buku GJA tidak benar. Kalau saya jadi orang demokrat, ya pantaslah saya berang kan membaca Gurita Cikeas? Apapun akan saya usahakan untuk menghentikan seorang GJA. (Saya bukan orang demokrat lo yaaa...)***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun