[caption id="attachment_77471" align="alignleft" width="300" caption="(Sumber: http://ariesgoblog.wordpress.com...-juanda/)"][/caption] Mungkin UFO Bisa Mendarat di Mana Saja Kan? Bagaimana Menjaga Anak-anak sambil bekerja? Menjaga anak-anak itu gampang-gampang susah. Bagi orang dewasa yang senang bermain-main dan berbadan lincah, bersama anak-anak itu menyenangkan. Bagi yang tak begitu suka bermain-main dan bergerak lambat, menjaga anak-anak bisa merupakan penderitaan tersendiri. Hehe...! Anak-anak, seperti anak perempuan saudara laki-laki saya, Paulina Sihaloho, senang betul bermain-main. Dia tak akan betah dengan satu jenis permainan dalam jangka waktu yang lama. Dalam satu jam, dia bisa mengerjakan puluhan hal secara berganti-ganti. Anak-anak jeli memperhatikan apa saja yang ada di lingkungan sekitarnya dan memanfaatkan hal-hal itu untuk bahan-bahan permainan mereka. Saya dan adek saya baru pulang kampung; kami langsung ke ladang untuk membantu memetik kopi yang sedang berbuah lebat. Paulina ikut setelah makan siang. Dia memetik kopi sebentar-sebentar, buah kopi yang berada di bagian paling bawah yang bisa dia jangkau. Pekerjaannya yang lain ketika kami sedang memetik kopi adalah berlari ke sana ke mari, kadang duduk mengumpulkan dedaunan dan menjadikannya bahan makanan (pura-pura) sambil dia berbicara sendiri. Kadang dia bernyanyi setelah bosan memasak (pura-pura). Kadang dia pergi agak jauh dari tempat di mana kami sedang memetik kopi. Dia juga mencari sejenis buah yang dia namakan tue-tue, buahnya kalau matang mirip anggur dan manis. [caption id="attachment_77474" align="alignright" width="300" caption="UFO juga bisa mendarat di Simarbangsi ini, di areal perladangan yang strategis untuk pendaratan si Piring Terbang itu. Areal pertanian ini mempunyai banyak bagian yang datar antara padi ini ke ujung sana ke bibir jurang menuju Danau Toba. Adek saya mungkin sedang bertelepon dengan mahluk UFO? :) (Foto oleh: LTS)"][/caption] Saat dia menjauh, kami bergantian memanggil-manggil namanya; kalau masih ada sahutan, berarti dia masih ada di sekitar kami. Sekali waktu dia pernah menghilang lebih dari 15 menit di ladang. Ibunya waktu itu sangat panik. Paulina ini tak menyahut ketika ibunya memanggil-manggil namanya. Bagi seorang ibu, keadaan seperti itu sangat menegangkan; serasa jiwa/roh lepas dari badan. Eh, ternyata, Paulina dengan santai pergi bersama si Giting (dia panggil Kiting) anjingnya ke jalan raya tak beraspal dekat ladang kami. Paulina mengikut-ikuti perjalanan anjingnya ke jalan itu. Setelah mendengar cerita itu, kami jadi cukup protektif terhadapnya. Mungkin jadi berlebihan tapi menurut saya masih dalam batas toleransi. Saat kami sedang memetik kopi, untuk mengantisipasi agar dia tidak berlarian terlalu jauh dari sekitar kami, maka: "Paulina...! Jangan jauh-jauh ya. Datang nanti UFO. Dibawa nanti kau." "Ufo Bou? Di mana dia tinggal?" "Di langit", saya bilang sambil menunjuk ke atas. Paulina termangu sambil melihat langit. "Ya, di sana ada orang tinggal. Itulah UFO. Ada pesawatnya. Macam piring." Saya memperagakan bagaimana bentuk piring yang bisa terbang dengan kedua tangan saya. [caption id="attachment_77478" align="alignleft" width="300" caption="Inilah foto hasil jepretan Paulina Sihaloho, memotret ke arah langit di mana UFO konon tinggal - :) (Foto oleh: Paulina Sihaloho) "][/caption] Dia lalu bermain di dekat kami sebelum kembali ke kebiasaannya. Lalu hujan turun, menghentikan permainannya di ruang terbuka di kebun kopi. UFO, Fisika dan Kebun Kopi Beberapa jam sebelumnya, saya sempat berseloroh pada adek laki-laki saya yang paling kecil, "Ring, bagaimana kalau UFO datang dan membawamu pergi dari sini?" Saya dan adek saya ini mengobrol terus sambil memetik kopi. Topik obrolan terutama adalah tenang fisika yang ada dalam buku pelajaran SMP dan SMA yang kami ingat. Yang ingat paling banyak justru adek saya. Waktu SMA saya jurusan fisika dan adek saya ini tahu tentang hal itu. Lulus SMA saya kuliah di fakultas teologia. Tak begitu nyambung ya? [caption id="attachment_77483" align="alignright" width="252" caption="Paulina Sihaloho bertudung; saya kira dia malah sudah mirip dengan mahluk UFO? (Foto oleh: LTS)"][/caption] Saya cerita pada adek saya ketika saya SMP, catatan saya yang paling bagus dan rapi adalah catatan fisika. Guru saya waktu itu Ibu AJN (AJ. Nainggolan). Killer-habis! Kalau ujian tak pernah bilang duluan. Kalau nilai 5, siap-siap kena libas pakai kayu besar sampai paha merah. Kelas kami di samping Danau Toba. Sampai sekarang saya masih ingat warna dan intonasi suaranya ketika mendiktekan Hukum Boyle: "... Satu liter air murni", dengan i yang panjang, "yang bersuhu 4 derajat celsius...", dengan s yang panjang sambil beliau menggulung lengan bajunya dengan tangannya yang berjemari lentik, rambutnya terkepang panjang melewati pinggangnya di belakang. Air yang bersuhu 4 derajat Celcius adalah seperti air di Danau Toba itu", begitu penjelasan Ibu AJN. Sampai sekarang saya tak pernah lupa bahwa air bersuhu 4 derajat Celcius itu sama seperti air yang ada di Danau Toba. Apakah sekarang masih begitu? Mudah-mudahan. Saya dan adek saya sepakat bahwa fisika itu ilmu yang menarik. Ini kesimpulan kami ketika membicarakannya sambil memetik kopi. Kalau UFO datang ke ladang kami boleh jugalah. Mungkin ilmu fisika mereka bisa lebih canggih? *** Catatan: Bou adalah sapaan kepada saudari perempuan ayah kita dalam masyarakat Simalungun. Tulisan berkaitan dengan "Si Mahluk UFO":
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H