Mohon tunggu...
Limantina Sihaloho
Limantina Sihaloho Mohon Tunggu... Petani - Pecinta Kehidupan

Di samping senang menulis, saya senang berkebun, memasak (menu vegetarian), keluar masuk kampung atau hutan, dan bersepeda ontels.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bersepeda Tanpa Rem Oiii...!

24 Mei 2010   09:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:00 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_148889" align="alignleft" width="163" caption="My Polygon -- (Foto oleh: HS)"][/caption] Saya mempergunakan sepeda merek Polygon dalam sepuluh tahun terakhir ini. Sepeda yang saya pakai sekarang saya beli tahun 2006 lalu di Medan. Dua tahun kemudian, saya pindah ke Pematang Siantar. Saban hari saya mempergunakan sepeda saya ini di seputar kota Pematang Siantar untuk hampir semua kegiatan di luar rumah mulai dari mengunjungi teman, belanja ke Pajak Horas, membeli perlengkapan di kota, mengikuti berbagai acara yang saya sukai dan sekedar ke warung beli korek api atau lilin kalau listrik padam. Tahun lalu saya ikut Tour de Samosir di Pulau Samosir. Saya bawa sepeda saya dari Pematang Siantar naik angkutan umum sampai ke Parapat di tepi Danau Toba. Dari Parapat, saya naik ferry ke Tomok lalu bergabung dengan para peserta Tour de Samosir. Tujuan kami adalah kampung halaman saya di Samosir, Parbaba, yang terkenal dengan pantai berpasir putihnya serta pemandangan alamnya yang indah. Di sini saya menghabiskan banyak waktu pada masa kecil, bermain-main dan berenang terutama di sore hari. Usia sepeda saya yang saya pakai sekarang ini sudah hampir lima tahun sejak saya beli. Dalam beberapa bulan terakhir, remnya sudah hampir tak berfungsi demikian juga cantelan rem yang menempel dekat ban sepeda. Sudah beberapa kali saya meminta tukang tambal sepeda dekat rumah untuk mengencangkan rem. Dalam dua kali terakhir ke sana, Bapak itu bilang, saya harus ganti rem dan cantelannya itu karena sudah aus; memaksa tak guna sebab memang sudah harus ganti. Sudah saya tanya beberapa toko sepeda di Pematang Siantar apakah ada jual rem Polygon. Alamak, tak satu pun ada yang menjual. Sudah bosan saya bertanya lebih dari sekali ke setiap toko sepeda di sini. Eh, hari ini begitu menyenangkan bagi saya sebab ternyata ada satu tokok di Jl. Merdeka yang menjual rem sepeda merek Polygon. Toko di Jl. Merdeka 205 ini sekaligus juga merupakan satu-satunya agen Polygon di Pematang Siantar. Saya jarang melewati toko ini karena jauh ke bawah ke arah timur dari tempat di mana saya tinggal. Orang pun jarang pergi berbelanja di sekitar daerah ini. [caption id="attachment_148896" align="alignright" width="300" caption="Kampung halaman-ku, Parbaba - Samosir --- bersama para peserta Tour de Samosir 2009. "][/caption] "Coba pergi ke toko Selamat Jaya setelah Roti Ganda", kata bapak pemilik toko sepeda di Jl. Sutomo. Saya pergi ke toko yang dimaksudkan. Tiba di sana, saya bertanya apakah ada jual rem Polygon. Tak ada. Saya heran sebab toko itu hanya toko sepeda dan ada banyak sepeda di sana. Saya sudah setengah putus asa. Mana panas lagi. Saya pun sudah kelaparan, pukul 02:00 siang. "Wadduh, susah kali ya Bang!" kata saya kepada pemilik toko itu. Lalu dia bilang, "Oh, coba pergi ke Bintang Jaya di Jl. Merdeka sebelah kiri lewat pajak! Mereka agen Polygon di sini. Lalu saya pun ke toko Bintang Jaya itu, jauh juga ke bawah sana. Betapa senang saya mengetahui ada rem Polygon dan cantelannya. "Tolong ganti dan servis sepeda saya Pak!" pinta saya kepada pemilik toko itu. Dalam dua bulan terakhir, saya bersepeda nyaris tanpa rem yang tidak berfungsi sama sekali. Ceritanya ya itu tadi, saya tidak menemukan ada yang jual rem Polygon di Siantar kecuali hari ini. Saya sendiri merasa tidak mungkin kalau tidak bersepeda ke tempat-tempat yang saya tuju di kota ini. Angkutan umum susah dan malah waktu saya bisa terbuang percuma hanya nunggu angkutan. Tempat yang saya tuju pun jauh lebih praktis saya jangkau dengan naik sepeda. Angkutan umum di Siantar terbatas dan bisa berkeliling-keliling. Duh, bosan saya harus duduk berlama-lama di dalam angkutan umum. Setiap kali naik sepeda, saya harus berusaha jangan melaju terlalu kencang apalagi jalanan menurun soalnya susah kalau tiba-tiba harus berhenti. Beresiko apalagi ada kendaraan dari kiri atau kanan atau di perempatan yang hendak menyeberang. Tersiksa juga kalau bersepeda tak bisa melaju kencang soalnya itu menjadi kebiasaan saya. Kalau ada rem yang bagus, tiba-tiba berhenti tak soal. Dalam dua bulan terakhir ini, saya pakai kaki kiri saya sebagai rem. Hehe. Kaki kanan saya di atas pedal dan kaki kiri saya menginjak tanah dengan cara menyeret, tidak bisa langsung berhenti sebab ban sepeda masih berjalan. Rasanya lucu dan kurang menyenangkan. Kalau saya harus ke Medan yang relatif jauh di Siantar hanya untuk cari rem sepeda, ya, sama kurang menyenangkannya juga. Akhirnya, sepeda saya sekarang sudah ada remnya! Cihuiiii....!***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun