Doc: Limantina SihalohoÂ
Aih, aku rindu kertas dan pena.Â
Begitu aku pakai komputer yang tersambung dengan internet, ampun, macam jalan tak ada ujung: segala macam tayangan bergizi ada di channel youtube.Â
Walau aku tahu, batinku rindu kertas dan pena. Rindu kertas dan pena! Aku rindu kertas dan pena. Sebentar lagi, setelah aku posting tulisan ini, aku sekarang berjanji pada diriku, akan mengambil kertas dan pena. Aku akan menulis lima lembar. Apakah aku akan posting apa yang kutulis dalam lima lembar itu? Mungkin? Aku belum tahu apa isinya, kan belum aku mulai.
Aku rindu kertas dan pena. Aduh, aku rindu kertas dan pena.
Aku tak punya alat untuk memotret apa yang terjadi di ruang perpustakaan kecilku di bawah sana. Hari ini, di luar dugaanku, ayam itu rupanya kembali lagi ke sana. Tadi sore aku temukan tiga butir telur di sana. Di atas meja dekat rak, aku meletakkan beberapa surat yang merupakan tulisan tangan, sebagian surat yang pernah aku tulis dan sebagian lagi milik saudara-saudari, orang tua dan handai taulan. Aku heran, ayam itu merusak sebagian surat-surat itu. Ketika aku lihat situasinya, aku kira si Pung Pung yang merusak surat-surat itu, anak bulu berkaki empat yang suka usil, usianya 6 bulan.
Si Pung Pung biasa bikin ulah di ruang perpustakaan itu, tidur di atas tumpukan buku-buku dan berkas-berkas yang belum kurapikan ke rak-rak. Jadi, tuduhan pertama adalah kepada si Pung Pung ketika kulihat kertas-kertas surat yang penting bagiku itu berhamburan dan sebagian sudah sobek-sobek. Eh, ternyata ayam yang masuk lewat jendela dan mengacak-acak pojok itu mencari tempat bertelor.
Ayamku banyak di sini, aku nggak hitung. Mereka liar, malam hari bertengger di pohon mangga, jambu, dan apokat dekat jendela. Mereka lebih sering mengacaukan hidupku dengan segala macam ulah mereka, termasuk mengacaukan dan merobek-robek surat-surat itu.Â
Paulina Sihaloho belum pulang dari kampung kami dari Urung Panei, ia anak saudara laki-lakiku yang paling kecil. Paulina yang punya hand phone dan hand phonenya biasa kami pakai untuk memotret dan merekam video. Selama liburan sekolah, tak ada foto baru dan tak rekaman baru. Aku mesti sabar menunggu dia pulang sampai hari Minggu ini. Dia anak SMA sebuah sekolah swasta di Pematang Siantar ini.Â
Aku masih ragu mau beli hand phone. Aku "trauma" kalau ada sms masuk dari berbagai macam iklan. Aduh, siksaan betul kalau itu terjadi. Aku buka inbox ternyata iklan dari KFC! Alamaaak! Aku kayak nggak berdaya untuk menghentikan infiltrasi kejam macam itu! Kenapa sebagian menit dalam hidupku di bumi ini harus membuka dan membaca iklan dari KFC dan sejenisnya itu? Jadi, daripada aku stress dan jengkel dengan detik-detik macam itu, aku sudah lama tidak memakai hand phone.