Anda silahkan baca sendiri kronologi kasus yang menimpa jemaat HKBP Ciketing di sini: Kasus.HKBP.
1. Mereka beribadah pada hari minggu di Perumahan Puyuh Raya F 14 RT 1 RW 15, Pondok Timur Indah, Mustika Jaya, Bekasi, Jawa Barat sejak tahun 1990-an. Rumah ini adalah milik mereka.
Di Indonesia, ada peraturan yang tidak memperbolehkan rumah yang ada di perumahan atau yang bukan di perumahan dijadikan sebagai tempat melaksanakan kegiatan beribadah. Peraturan ini sebenarnya bisa membingungkan kalau kita menggali apa artinya beribadah. Dalam konsep Kekristenan, ibadah itu ya termasuk tindak-tanduk yang kita lakukan setiap hari.
Peraturan di Indonesia mengenai larangan melakukan kegiatan beribadah di perumahan penduduk telah mereduksi menjadi sangat dangkal sekali apa itu artinya beribadah. Dalam konteks yang terjadi di Bekasi ini, maka beribadah bagi umat Kristen artinya berkumpul pada hari minggu untuk beberapa jam saja.
Pada hari-hari biasa, kemungkinan jemaat itu juga mempergunakan rumah di Perumahan Puyuh Raya sebagai tempat berkumpul.
Seberapa berat gangguan yang diberikan oleh jemaat HKBP kepada penduduk sekitarnya setiap hari minggu? Apakah jalanan di perumahan itu menjadi sangat macet?
Jika betul penduduk di sekitar rumah yang jemaat HKBP pergunakan itu terganggu dengan aktivitas jemaat itu, apakah selama ini ada silaturahmi dengan penduduk sekitar?
2. Pada 1 Maret 2010, pemerintah Bekasi menyegel rumah di Perumahan Puyuh Raya F 14 RT 1 RW 15. Empat bulan kemudian, 2 Juli 2010, kembali penyegelan dilakukan oleh pemkot Bekasi karena jemaat HKBP masih mempergunakan rumah itu berkegiatan. Kemudian pada tanggal 11 Juli 2010, mereka pindah ke lahan kosong di Ciketing Asem, lahan milik salah satu jemaat HKBP ini. Sebulan kemudian, 8 Agustus 2010, seribuan massa dari Forum Umat Islam mendatangi jemaat yang sedang berkebaktian, terjadi saling dorong dan antara kedua kelompok.
3. Empat orang remaja usia belasan tahun dan lima anak muda dua puluhan tahun menjadi tersangka terhadap penusukan Sintua Hasian Sihombing pada tanggal 12 September 2010. Penusukan yang sangat aneh sebab Hasian Sihombing dan anggota jemaat lainnya berangkat ke gereja dengan pimpinan Brigadir Satu Galih Setiawan yang bersepeda motor secara lambat.
Apakah remaja belasan tahun dan anak-anak muda dua puluhan tahun itu tidak tahu ada seorang brigadir di depan rombongan jemaat HKBP yang sedang berjalan menuju lahan kosong di Ciketing Asam? Kalau mereka tahu, alangkah tidak berharganya aparat keamanan di Indonesia.
Bagaimana Pendapat Anda?