Bunga sri rejeki atau wijaya kusuma yang kalau di kampung saya hanya kami sebut sebagai rejeki mempunyai cerita unik bagi saya. Waktu saya kecil, tetangga kami yang adalah saudara laki-laki ibu saya mempunyai bunga ini di samping rumah mereka yang bisa saya lihat dengan jelas dari depan rumah kami. Waktu itu ada anak paman saya itu gadis dan bunga itu saya asosiasikan dengan anak gadis paman saya itu. Ada kebiasaan di kampung bahwa yang berurusan dengan bunga adalah anak perempuan lebih-lebih kalau sudah gadis. Waktu saya bahkan belum sekolah, hampir semua anak perempuan di kampung senang menanam bunga di depan atau seputar rumah. Eh ternyata, saya bandingkan dengan sekarang, nggak begitu lagi. Sayang! Waktu kecil itulah saya mengetahui kalau bunga rejeki di samping rumah paman kami berbunga maka si pemilik bunga itu berarti sedang memperoleh rejeki. Kepercayaan ini terus tertaman di benak saya hingga dewasa. Setiap kali saya lihat bunga rejeki entah di mana saja, maka saya akan ingat kalau bunga itu berbunga, maka yang empunya sedang memperoleh rejeki (tambahan). Dari mana pula orang bisa menyimpulkan kalau bunga rejeki berbunga, maka yang empunya sedang ketiban rejeki? Mengapa ada pula kepercayaan semacam ini? Bagi saya sekarang, inilah yang paling menarik: mengapa orang percaya kalau bunga rejeki berbunga, maka rejeki sedang datang? Di rumah kami di kampung pernah ada sri rejeki dan sering berbunga. Saya senang-senang saja melihat sri rejeki itu berbunga yang hanya bertahan di pagi hari saja itupun harus pagi benar. Kalau sudah agak siang, bunga yang mekar dan nan harum itu akan kuncup. Tanggal 11 Juni lalu, saat saya keluar dari pintu depan rumah, saya lihat sri rejeki yang saya tanam di dalam pot sedang mekar. Waaaw! Indah nian dan wanginya begitu khas. Susah menjelaskan wangi bunga sri rejeki yang sedang mekar. Saya senang bisa menyaksikan sri rejeki saya mekar malam itu; saya memang menunggu-nunggu kemekarannya sampai saya juga mengabadikannya sebelum mekar. Bunga yang satu ini unik; ya, semua jenis tanaman juga uniklah. Sri rejeki berbunga dari daun. Yang kita tanam sebaiknya juga daun. Mudah tumbuh dan adaptif untuk berbagai suhu, bisa di daerah dingin dan tak masalah baginya tumbuh di daerah panas. Konon pula, bunga sri rejeki jarang berbunga, beda dengan alamanda. Alamanda adalah bunga yang ada dekat sri rejeki di atas, foto ketiga dari bawah. Bunga ini menyenangkan juga karena mau saja berbunga sepanjang waktu. Apakah saya percaya kalau bunga sri rejeki saya berbunga dan mekar maka rejeki saya sedang datang? Ya! Hahaha...!***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H